Menyendiri adalah cara yang efektif untuk menenangkan setiap masalah yang menghampiri hidup ini, terutama untuk orang seperti aku, bisa dibilang aku adalah salah satu makhluk yang masuk dalam katagori kamu pelangi, ya…seperti layaknya sebuah pelangi, selalu hadir untuk memberi warna tapi tidak pernah ada yang tahu kapan dan dimana pelangi itu muncul.
”Kaum Pelangi” entah dari mana asal mula istilah itu terbentuk untuk menggambarkan sosok manusia yang mencintai sesama jenisnya. Kaum pelangi begitu dekat dengan kehidupan kita, tapi jarang ada yang menampakan dirinya secara terbuka, mereka berbaur dengan lingkungan sekitar dengan sangat apik, ada yang berani membentuk suatu kelompok, tapi ada juga yang lebih senang dengan kesendirian.
Kehidupan kaum pelangi dibumi Indonesia ini sangat di tentang, budaya timur yang telah melekat sejak zaman nenek moyang membuat semua ini menjadi tabu. dimata kaum normal, kaum pelangi adalah aib terbesar yang harus disingkirkan. tidak jarang dari kaum pelangi yang memberanikan diri untuk terbuka mendapat cibiran bahkan penghinaan yang besar.
Tidak ada manusia mana pun yang ingin hidup seperti ini, pilihan yang sulit untuk dijabarkan, nama baik keluarga lebih penting dibandingkan dengan kebahagian diri sendiri, kaum pelangi selalu mengalah demi itu semua, layaknya sebuah mata uang koin yang setiap sisinya akan selalu berlawanan, rasa bersalah akan selalu muncul disaat kita memilih jalan hitam itu, tapi keinginan hati sulit untuk dilawan, memilih dan selalu memilih. Pilihan inilah yang membuat hidupku dalam kesuraman. Hidup dalam kebimbangan, selalu penuh dengan kerahasiaan.
Setelah semua kejadian itu aku berusaha menata kembali hidup normal ku, kembali dalam rutinitas kerja ku, tapi aku tidak sendiri, aku sudah punya sahabat yang merupakan salah satu korban dari kebejatan seorang pria yang membuatnya menjadi seperti ini. Sebut saja namanya Dennis, Aku bertemu Dennis saat aku terpuruk dalam cinta yang menyesatkan ini. cinta yang membuat aku berpaling menjadi pria yang menyukai sesama jenis, cinta yang membuatku hampir gila setelah dia menjerumuskanku dan mencampakkanku begitu saja. layaknya makan permen karet, setelah manisnya hilang, sisanya akan dibuang begitu saja. dan ternyata Dennis adalah korban dari orang yang sama dengan ku.
Dari persamaan peristiwa yang kami alami membuat kami menjadi lebih dekat dalam bentuk persahabatan. Dennis merupakan sosok yang tegar, dia mampu melewati bagian terberat dalam hidupnya dan mampu berdiri dengan tegaknya. Aku suka akan sikapnya yang tenang tapi penuh dengan daya pikat, Dennis merupakan pria yang tampan, dengan tinggi badan sekitar 179 cm dan kulit bersih serta penampilan yang selalu rapih, membuatnya kelihatan menarik. Dennis pernah mengungkapkan rasa sukanya kepada ku, tapi aku sudah menganggapnya sebagai sahabat ku, dan dia tahu kalau aku sudah menutup rapat – rapat pintu hati ini buat siapa pun. Aku tidak ingin kecewa untuk kesekian kalinya.
Hari ini begitu melelahkan, pekerjaan diakhir bulan selalu banyak. padahal aku selalu mengatur ritme kerja ku dengan baik agar tidak menumpuk. sebagai salah satu staff disebuah perbankkan, menuntut ku melakukan perkerjaan dengan baik dan sempurna. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.15 Wib, aku masih punya waktu 30 menit lebih untuk menyelesaikan pekerjaan ku, aku tidak ingin lembur di akhir hari kerja seperti ini.
“Where is the moment when need the most……” Handphone ku berdering melantunkan lagunya Daniel P yang berjudul Bad Day. kulihat dilayar ternyata Dennis yang menelponku.
“yupzzz…. kenapa Nis?”
“Loe pulang jam berapa Pram?”
“Biasa lah jam 5, kenapa sob?”
“kita ketemuan yah di My Me, gue tunggu pulang kerja and nggak pake telat…klik”.
Itulah Dennis, selalu menutup telpon sebelum mendengar persetujuan dariku. Tapi aku tidak pernah marah akan sikapnya ini, dia tahu kalau aku punya banyak waktu luang setelah pulang kerja, apalagi besok weekand. sebenarnya hari ini adalah jadwal main badminton bersama teman–teman kantor ku. “tapi sekali–kali nggak main juga ngak apa–apa deh” dalam batin ku.
Sore ini begitu padat disetiap persimpangan lampu merah, apalagi disaat jam pulang kantor seperti ini. kulirik jam tangan Swiss Armi ku, waktu sudah menunjukan pukul 18.15 Wib, hari ini aku memang telat pulang kerja dikarenakan meeting dadakan untuk pembentukan panitia acara ulang tahun kantor ku. tapi aku sudah memberitahukan Dennis sebelumnya melalui pesan singkat. Adzan maghrib pun berkumandang, aku parkirkan motorku di masjid terdekat, ini saatnya aku mengadu kepada sang pencipta Allah SWT, atas semua yang telah aku lewati hari ini.
“lama amat sih”.
“tadi macet, trus gue shalat maghrib dulu”.
“gue resign Pram”.
“maksud loe? Kok bisa? Ada masalah apa loe?”.
“wuissss…. satu-satu dong kalo nanya. maksud gue, gue berhenti kerja mulai hari ini. ya bisalah, masalahnya tadi gue abis berantem ma SPV (Supervisor) gue”.
“pantesan dari tadi loe manyun aja”.
Tanpa terasa sudah hampir dua jam Dennis menumpahkan semua kekesalannya, terpaksa harus berhenti kerja karena dia habis membuat supervisornya meringis kesakitan kena bogem mentahnya. Dia terpaksa memukul atasannya karena sudah mempermalukannya didepan karyawan lainnya dengan menyebutnya anak dari seorang “pelacur”.
Yah terkadang penindasan yang dilakukan atasan kepada bawahan memang keterlaluan, siapa yang tidak marah apalagi kalau sudah membawa nama baik orang tua.
“ya udah ntar loe tinggal di tempat gue aja, dari pada duit gaji terakhir loe buat bayar kost, mending ditabung buat biaya loe sebelum dapet kerja baru”. “iya…thanks atas tawaran loe, tapi gue nggak enak nih, coz setiap ada masalah gue selalu ngerepotin loe”.
“ya elah nggak apa-apa lagi sob, itulah gunanya sahabat, selalu ada disaat senang maupun susah. lagian ditempat gue kan masih ada kamar kosong”. “yoi…. thanks sob…. hahahahhahaa”.
Rumahku tidaklah terlalu besar, tapi cukup untuk menampung dua anak muda seperti kami. dengan bergaya modern minimalis, aku membeli rumah itu dengan sistem kredit di bank tempat ku bekerja. Tampilannya sangat simple, terdiri dari dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu kecil yang nyaman, serta dapur berdesign mini bar ala café dan pub, dan sebuah kamar mandi yang sengaja didesign ala kamar mandi yang ada dihotel-hotel. tapi aku tidak menggunakan bath tub melainkan hanya shower yang dipisahkan oleh kaca bening antara toilet dan tempat mandi.
Rumah ini mencerminkan pribadi ku yang simple tapi perfectionis, ada sedikit lahan kosong yang kusulap menjadi taman belakang yang manis dengan kolam ikannya yang kecil. Dulu aku tinggal bersama kakak ku, tapi sekarang aku mencoba hidup lebih mandiri, tidak mau selalu bergantung dengan keluarga. Dengan punya rumah sendiri aku bisa lebih bertanggung jawab dan pastinya lebih bebas dalam artian yang positif.
“ini kamar loe Nis”.
“Wuisss…ternyata rumah loe bagus juga ya. hehe…. trus kamar loe yang mana Pram?”.
“biasa aja kale….gue baru pindah dua minggu yang lalu”.
Dennis memang belum pernah datang kerumah ku, apalagi saat aku masih tinggal dengan kakak ku, walapun kita sahabat, kita hanya ketemu diluar. “kamar gue yang ini”. Kamarku tidak terlalu besar, tapi dengan pintu kaca yang bisa dilipat saat dibuka, aku bisa melihat taman belakang rumah dengan bebas, dan sinar matahari dapat masuk dengan bebasnya kekamarku. Sebenarnya antara kamarku dengan kamar Dennis hanya dipisahkan oleh dinding bata yang kokoh.
“gue minta foto copy KTP loe dong”.
“buat apa?”
“buat lapor ke RT lah, biar sah loe tinggal dirumah gue, ntar gue bilang loe sepupu gue”.
“hahahhahaa….mantap sob, gue ikut juga ya? Biar tuh RT nggak curiga, sekalian setor muka”.
Ini hari pertama aku tinggal dengan sahabatku, rumah ini sudah tidak sepi lagi, canda tawa mengiringi hari ini dengan indah, walapun sedikit lelah sehabis membereskan kamar depan untuk Dennis, tapi semua itu terbayarkan dengan indahnya persahabatan. Sudah tiga bulan Dennis tinggal bersama ku, walapun sekarang dia sudah mendapatkan pekerjaan baru, tapi aku memintanya untuk tetap tinggal bersama ku, uang gajinya bisa ditabung atau dikirim ke orang tuanya yang ada dikampung.
Dennis adalah tulang punggung keluarganya yang ada dikampung, setelah ayahnya meninggal, Dennis merantau kekota ini untuk mencari pekerjaan, ibunya tinggal bersama dua kakak perempuannya. Dia mengenal dunia kaum pelangi setelah bertemu dengan pria yang bernama Ridho, Ridho pula yang memberinya pekerjaan. Dennis ditampung di tempat tinggal Ridho, semua fasilitas diberikan Ridho secara percuma, setelah Dennis terbuai atas semua yang telah diberikan kepadannya, Ridho pun mulai menguasai tubuh Dennis, menjamah dan menikmati setiap jengkal dari tubuhnya. Dennis tidak bisa berbuat apa – apa, hutang budinya terlalu banyak. Semenjak itu Dennis menjadi kekasih Ridho. Tapi setelah Ridho mendapatkan mangsa baru, Dennis dicampakkan begitu saja.
Waktu berjalan begitu cepatnya, sementara aku masih terbuai dalam kesendirian, entah sejak kapan kesendirian ini membuatku lebih nyaman, walaupun terselip rasa ingin memiliki kekasih baru, tapi rasa sakit dulu masih belum sembuh. Tidak seperti Dennis, dia begitu mudah melupakan masa lalu, dan begitu mudah mendapatkan kekasih baru, aku tidak tau seperti apa tampang dari kekasih barunya Dennis, tapi, sepertinya Dennis begitu memujanya.
Terkadang terbersit rasa iri dihati, kenapa Dennis begitu mudah mendapat kebahagiaan baru, sementara aku selalu terbelenggu dalam trauma masa lalu. “besok gue mau kesingapura Pram”.
“oya….sama yayang mu itu?”Tanya ku yang sedang asik nonton TV.
“yupz….ikut ya Pram? Sekalian gue kenalin loe ma Bima”.
“ogah ah….ntar gue malah jadi obat nyamuk lagi disana, mending kalo mau dikenalin bawa aja dia kesini” selorohku.
“yeee….gue udah pernah ngajak dia mampir kesini, loe nya aja yang nggak ada dirumah, nunggu sampe jam 9 tau”.
“masa sih?”
Dan malam semakin larut, kami masih terbuai dengan obrolan seputar Bima, orang yang sudah membuat Dennis memujanya. Besok long weekend, Dennis dan Bima pergi ke singapura. Terbersit rasa penasaran seperti apa Bima sebenarnya. Mungkin suatu saat nanti aku bisa mengenalnya. Mata ini mulai merasakan kantuk, aku memutuskan untuk tidur, sementara Dennis masih sibuk berbincang ria dengan Bima via HP.
Hari minggu berlalu dengan cepatnya, tak terasa matahari mulai beranjak pergi dari peraduannya, meninggalkan bias kuning keemasan yang menghiasi langit sore ini. Disebelah barat awan hitam mulai berarak beriringan, sepertinya malam ini akan turun hujan. Ku edarkan pandangan keseluruh penjuru bukit, ternyata banyak pasangan muda – mudi yang menghabiskan waktu meraka di bukit ini, tak ayal bukit ini disebut “Bukit cinta”. Sebenarnya tempat ini adalah tempat favoritku, selain bisa melihat jelas pemandangan kota dari atas, dibukit ini juga terdapat sebuah restoran yang menyajikan makanan enak. Kulirik jam tangan ku, sudah jam 19.45 Wib, langit sudah semakin gelap, dari atas aku bisa melihat betapa gemerlapnya kota ini jika malam menjelang. Angin bertiup semakin kencang, dugaan ku benar, hujan mulai sedikit demi sedikit menampakan wujudnya, aku memacu motor ku dan bergegas pulang kerumah. Hujan turun dengan lebatnya, untung aku sudah sampai dirumah, walapun harus rela basah sedikit.
“hai Nis, pulang jam berapa loe? gimana Singapura? Gue kira loe pulangnya besok” Tanya ku saat melihat Dennis keluar dari kamar mandi. Setelah beberapa menit tak ada jawaban sama sekali darinya. Dennis masih belum keluar dari kamarnya, mungkin kelelahan setelah dua hari di Singapura. Aku mencoba memejamkan mataku, menikmati suara hujan yang bertambrakan dengan atap rumah.
PRAAAAANNNKKKK…. suara itu mengejutkanku. Aku mencari sumber suara itu. “Dennis……”.
“lepasin gue Pram…. .lepasin”. Dennis baru saja meninju kaca lemarinya dan mencoba menyayat urat nadinya dengan pecahan kaca itu.
“loe udah gila ya? Maksud loe apaan? Loe mau mati?”
“ya lebih bagus gue mati aja, gue capek Pram disakitin trus”.
“maksud loe apaan sih? Coba jelasin ke gue?”.
“Bima…. Pram”.
Semua ini terjadi karena Bima sudah menyakiti hati Dennis, ternyata Dennis bukanlah satu – satunya pacar Bima, Bima seorang player. Memberikan sejuta kata manis untuk bisa meluluhkan hati mangsanya. Selama ini ternyata Dennis hanyalah pelampiasannya Bima, Bima memanfaatkan Dennis untuk membuat pacar Bima cemburu. Dan memutuskan Dennis setalah dia baikan lagi dengan pacarnya. Semua itu terjadi disingapura, dimana Bima mencampakkan Dennis begitu saja didepan pacarnya.
Inilah kisah cinta kaum pelangi, tidak ada yang sejati, semua tampak indah diawal tapi akhirnya akan sakit juga. Setelah kejadian itu Dennis berubah 180 derajat, kini dia tidak seperti dulu, mungkin rasa sakit yang pernah di alaminya membuat dia semakin liar, dia lebih sering clubbing, tidak pernah masuk kerja lagi. Dennis menjadi cowok bayaran, dengan tampangnya yang tampan, sangat mudah untuknya mendapatkan cowok kaya. Dennis memanfaatkan semua cowok-cowok yang mendekatinya, dia punya banyak uang dengan cara itu.
Dennis memutuskan pindah ke Apartemen pacarnya, entah yang keberapa, pria itu cukup kaya dan sudah berumur, Dennis menikmati semua fasilitas yang diberikannya. Tapi tidak cukup hanya disitu, Dennis punya simpanan yang lain, yang mungkin sama kayanya dengan pria tersebut. Setiap waktu aku melihat Dennis berjalan dengan lelaki yang berbeda. Aku sudah mencoba memperingatinya, tapi semua ditepisnya.
“ini saatnya gue bales dendam Pram, gue nggak mau terus – terusan disakiti, ini kan yang mereka inginkan? tubuh gue, nggak lebih dari itu, mereka nggak punya hati Pram, jadi gue juga nggak bakalan main hati lagi”. Kalimat itu mengalir begitu saja dari bibirnya, entah setan apa yang sudah merasuki pikirannya.
“tapi Nis, loe nggak mesti kayak gitu juga kan? sekarang loe liat diri loe, loe sama aja kayak mereka Nis, loe nggak tau kan resiko apa yang bakalan nimpah loe kalo mereka tau loe Cuma manfaatin mereka? Coba loe pikir lagi Nis”. “udahlah Pram, jangan sok nasehatin gue, mulai sekarang loe nggak usah ikut campur lagi deh ma urusan gue, kita urus aja kehidupan kita masing – masing”. Ini pertemuan terakhir ku dengan Dennis.
Sebulan setelah pembicaraan kami di café malam itu, Dennis sudah tidak menghubungi ku lagi, kami benar – benar lost contact dari segi komunikasi, tapi aku masih bisa melihatnya via facebook. Semakin hari Dennis semakin parah, status di facebooknya selalu berhubungan dengan sex, sepertinya semua orang sekarang sudah tau kalau Dennis adalah Gay. Aku sudah tidak bisa berbuat apa – apalagi. Dennis sudah dewasa dan ini adalah pilihannya.
Tepat tiga bulan setelah aku benar – benar lost contact dengan Dennis, sebuah berita dikoran mengejutkan ku, telah terjadi pembunuhan disalah satu perumahan mewah dikota ku, yang membuat ku terkejut adalah, foto dari salah satu korban itu mirip sekali dengan Dennis, aku mencoba mencari informasi kesemua teman – teman facebooknya serta kekantor polisi setempat, dan ternyata benar, Dennis sahabat ku meninggal dengan sangat tragis, lehernya digorok nyaris putus bersama korban lain yang diduga adalah pacarnya. Keadaan mayat sudah membusuk, diperkirakan kejadian sudah terjadi seminggu yang lalu. Motif sementara dari pembunuhan itu adalah cemburu buta dari cinta segitiga sesama jenis.
Aku benar – benar terguncang mendengarnya, aku sudah coba memperingatinya, tapi dia begitu keras kepala. Keinginan balas dendam membuatnya terlibat dalam cinta segitiga yang akhirnya merenggut nyawanya. Akhirnya Jenazahnya dibawa pulang oleh keluarganya ke Sumedang, Jawa Barat. Berita kematiannya menghiasi semua Koran dikota ini, bahkan disiarkan juga disemua TV nasional. Aku benar – benar kehilangan sosok sahabat seperti Dennis, cinta itu telah membunuhnya, cinta itu yang membuatnya berakhir seperti ini. Cinta kaum pelangi tidak ada yang abadi, semua hanya kenikmatan sesaat. Selamat jalan Dennis, semoga amal ibadah mu diterima di sisi Allah SWT.
Home / Archive for 2011
CINTA ITU MEMBUNUHNYA
DALAM DEKAPAN CINTA
Entah sudah seberapa parah kebobrokan moral di negri ini, hingga bocah kampung seperti aku pun bisa tau dan merasakan cinta sejenis. Ya aku hanyalah anak kampung, baru berumur 15 tahun. Tapi untuk urusan cinta,aku sudah bisa merasakan dan mengakui kalau aku bukan lelaki normal,aku gay…. Entah sejak kapan,tapi yang jelas sejak mimpi basah pertamaku beberapa tahun yang lalu selalu yang hadir dalam mimpiku adalah sosok seorang laki-laki. Dan anehnya yang paling sering merasuki mimpiku adalah pamanku sendiri,Bowo. usiaku dan usia kang bowo terpaut cukup jauh,kurang lebih 12 tahun. Agak janggal memang,tapi itulah kenyataannya. kang bowo adalah adik ibuku, dan sejak kakek dan nenek meninggal kang bowo ikut bersama kami,karna hanya ibu lah satu2nya saudara kang bowo. Sbenarnya mereka 3 bersaudara, tapi pamanku yang satu lagi sudah meninggal ketika masih remaja.entahlah apa penyebabnya,aku tak terlalu ingat. Kluarga kami bukan keluarga yang berkecukupan, hanya pas-pasan untuk makan saja. Untuk makan kami hanya mengandalkan hasil dari sepetak sawah yang bapak garap,dibanti sama ibu. Sedangkan kang bowo kerja serabutan,kuli sama orang lain. Namun kadang-kadang dia membantu ibu sama bapak disawah kalau dia sedang ga ada kerjaan. Sejak kecil aku memang dekat banget sama kang bowo, karna kang bowolah yang bertugas menjagaku ketika bapak sama ibu pergi kesawah. Bahkan dari dulu aku lebih senang jika yang memandikanku adalah kang bowo. ga tau kenapa,lebih menyenangkan saja bagiku. Bukan saja karena aku bisa leluasa melihat tubuh telanjang kang bowo ketika mandi,tapi kang bowo juga ga pernah melarangku untuk menyentuh bagian vital tubuhnya. Menyenangkan sekali rasanya menyentuh dan mempermainkan burungnya kang bowo,membelai bulu jembutnya yang mulai menghitam,menggenggam batang kemaluannya yang kecoklatan,apalagi ketika perlahan benda itu menggeliat membesar dan menegang,berdenyut seolah hidup….berurat dan hangat. kebiasaan mandi bareng sama kang bowo pun berlanjut hingga sekarang,cuma bedanya aku ga pernah lagi bermain-main sama burungnya kang bowo,padahal pengen banget aku menyentuhnya,apalagi sekarang usia kang bowo yang telah dewasa,ukuran burungnya jauh lebih besar dari waktu aku kecil dulu ketika sering kupermainkan.apalagi ditunjang sama bulu jembutnya yang tumbuh menyemak dan didukung tubuhnya yang tegap,atletis. Aku dan kang bowo mungkin sudah tak sedekat dulu,itu karna aku yang tlah beranjak remaja sehingga aku tak lagi membutuhkan kang bowo sebanyak dulu,aku lebih asik sama duniaku. Sedangkan kang bowo pun semakin sibuk bekerja,mengumpulkan dana untuk mencapai cita-citanya…hidup mandiri,mempunyai kehidupan sendiri dan membangun sebuah keluarga bahagia. Tapi paling tidak dalam beberapa kesempatan aku masih sering mandi bareng sama kang bowo,kang bowopun tak pernah malu untuk telanjang bulat dihadapanku,dan yang tak berubah sampai sekarang aku masih tidur satu kamar dan satu tempat diranjang yang sempit sama kang bowo. Satu kebiasaan kang bowo dari dulu yang belum berubah sampai sekarang yaitu kang bowo kalu tidur selalu hanya menggunakan sarung tanpa pakaian dalam dan bertelanjang dada. Dan sampai sekarangpun kang bowo ga pernah absen memelukku kalau sedang tidur.sedangkan aku, mungkin karba tlah terbiasa,aku sulit sekali tidur kalau disampingku tak ada kang bowo,tak memeluk kang bowo,tak menghirup aroma tubuh kang bowo. Hingga suatu malam….. bapak sama ibu pergi,katanya sih ada undangan di desa sebelah.perginya sih sore sekitar jam 4,dan harusnya paling lambat jam 6 sudah pulang,tapi mungkin karna hujan turun lebat banget bapak sama ibu bapak sama ibu jadinya belum pulang juga,palingan nginap dirumah salah satu sodara,fikirku. Jadilah aku sendirian dirumah,sedangkan kang bowo dari pagi belum juag pulang. Agak ngeri juga sih dirumah sendirian,tapi ya sudah lah…. mau gimana lagi. aku fikir kang bowo ga akan pulang,tapi rupanya tidak,sekitar jam 8 malam kang bowo pulang dalam keadaan basah kuyup. Tanpa banyak fikir aku segera ke dapur menyiapkan kopi buat kang bowo,kasihan pasti dia kedinginan. Setelah jadi,segera kopi itu kubawa kekamar,toh aku fikir kang bowo juga pasti letih jadi enaknya ya sambil tiduran dikamar. pada saat itu rupanya kang bowo sedang mengeringkan badanya dengan handuk dan telanjang bulat. Sebenarnya sih bukan hal aneh bagiku,cuma ga tau kenapa kali ini terselip getaran aneh saat melihat tubuh telanjang kang bowo. Dan ga tau apa sebabnya malam ini kang bowo terlihat lebih tampan dari biasanya. ”kopi kang,biar anget”tawarku ”wah enak nih…”tanpa pikir panjang kang bowo langsung menyerupun kopi panas yang barusan kukasih.setelah itu dia pergi kepojok ruangan menggantungkan handuk yang barusan dia pakai,kemudian mengambil sarung yang biasa dia pakai untuk tidur. Sambil tiduran kami ngobrol-ngobrol ringan tentang segala hal,mulai dari kejadian hari ini sampai cerita masa kecilku.tentang kesukaan dan kebiasaanku waktu kecil yang suka sekali bermain-main sama burungnya kang bowo… Sekedar ingin bernostalgia,kuberanikan diri tuk bertanya ”kang,kenapa sih kang bowo ga pernah ngelarang waktu aku megang-megang burung kang bowo waktu mandi???,kalau sekarang kang bowo ngelarang ga??” ”ya ga tau,kang bowo ga tega za mau ngelarang kamu,takut kamunya ngambek.mangnya kenapa??,kamu mau megang lagi??,pegang aja lah semau kamu,cuma mau megang za kok pake minta izin segala”jawab kang bowo”kang fikir kamu udah ga mau lagi megang-megang burung kang bowo,abisnya dah lama banget sih kamu ga megang”lanjut kang bowo sambil ngebuka sarung yang dia pakai. Mendapat izin dari kang bowo, langsung saja ku pegang burungnya, burung yabg tadinya lemas tertidur sekarang mulai mengeras dan akhirnya tegang sempurna. Kuurut pelan,kuusap sepenuh hati…sedangkan kang bowo hanya diam sambil berbaring. Tak puas, bergegas aku bangun mendekatkan wajahku memperhatikan lekat- lekat bentuk burung nya kang bowo. ”kamu lagi ngapain sih??”kang bowo bangkit dari berbaringnya, heran dan mungkin risih juga kang bowo melihat tingkahkuyang memandang burungnya sampe sedekat itu.. ”pengen ngeliat lebih jelas aja kang,kok punya kang bowo gede banget sih, itu juga uratnya kok ya bisa mpe nyembul segede- gede cacing gitu sih kang”jawabku seraya terus mengurut-ngurut batang burung kang bowo ”kang bowo mana ngerti,dari dulu ya bentuknya emang udah kayak gitu”jawab kang bowo sambil kembali membaringkan tubuh kekarnya. Kuperhatikan baik-baik pertumbuhan bulu jembutnya seraya terus mengusap-usap batang hangat trrsebut…jembut kang bowo sexy,selain liar menyemak bulunya juga tidak terlalu keriting,lebat dan luas mengelilingi burungnya. Bahkan ada beberapa yang cukup iseng tumbuh di area batang dan kantung biji yang menggantung. Dan dibalik bijinya tumbuh beberapa banyak yang terus memanjang dan kemudian terhubung hingga kembali bermuara di area lubang pelepasannya. Sementara dibagian atas bulu tersebut seperti membentuk jembatan yang menghubungkan dengan area pusar. Sangat halus memang,tapi amat sangat menambah keseksiannya. Apalagi ditunjang dengan perut kang bowo yang terbentuk,walaupun ga terlalu sixpack tapi justru kesan sexynya makin nyata. Smentara bulu-bulu halus juga tmbuh disana,membentuk pola abstrak yang smakin keatas di daerah belahan dada semakin menebal dan kemudian menyebar sedikit keatas mendekati leher hingga kalu kang bowo memakai kemeja atau kaos oblong biasa bulu-bulu tersebut seperti mengintip dan menggoda orang-orang yang melihatnya. sedangkan sebagian yang lainnya melebar terus hingga akhirnya bermuara di area ketiak,lebat seperti semak belukar. tidak sampai disitu,tangan kang bowo juga lumayan berbulu lebat memperindah lengannya yang terbentuk sempurna,apalagi kakinya,bulu kakinya sangat lebat kemudian menipis didaerah sekitar lutut dan kembali agak lebat didaerah paha atas.walaupun sebenarnya ada jarak yang memisahkan,tapi sekilas antara bulu paha dan bulu jembut kang bowo seperti bersatu,indah banget. Selain waktu kecil dulu,baru kali ini aku bisa puas mengamati tubuh telanjang kang bowo…dan tidak bisa bilang tidak,aku semakin tertarik dengan tubuh mas bowo. ”udah belum maenannya???,kang bowo udah ngantuk neh…kamu kok dari dulu betah banget sih maen-maen sama burung kang bowo…”celutuk kang bowo ”kalau ngantuk tidur za duluan kang,aku masih asik neh” sergahku ”tapi kan geli tau…”bela kang bowo ”he….iya kang bentar lagi ya???”jawabku dengan suara menghiba ”terserah kamu aja deh,emang kapan sih kang bowo bisa nolak permintaan keponakan akang yang palin manja ini….. ” ”makasih kang bowo ganteng”jawabku kegirangan ”hmmmm….ada maunya aja muji-muji”cibir kang bowo ”iya dong” jawabku ga nau kalah. Sementara kang bowo mencoba tidur,aku kembali melanjutkan keasikanku….kuamati bentuk burung kang bowo dalam- dalam,bentuknya sangat indah. Membonggol dibagian kepala kmudian semakin kearah pangkal semakin mengecil,sementara seperti akar -akar beringin dari area pangkal yang tertutup rimbunnya jembut menerobos urat- urat biru sebesar cacing tanah,sehingga ketika digenggam permukaannya terasa kasar.besarnya segenggam penuh telapak tanganku,jempol dan jari tengah hanya sedikit bertemu.dan panjangnya sepanjang dua genggaman tanganku hanya sampai batas antara batang dan kepalasedangkan kepalanya masih menyembul tak sanggup kututupi.kalau ditari keatas,dalam posisi telentang seperti sekarang ini panjangnya sampai menutupi pusarnya kang bowo dengan sempurna… Aku ga tau apakah ukuran seperti itu masuk dalam ukuran biasa atau tidak,soalnya yang pernah kulihat hanya burungnya kang bowo dan bapak dan tentunya burungku sendiri. Kalau punya bapak sih ga sampe sebesar punya kang bowo,palingan kalu punya bapak hanya 3/4 ukuran kang bowo,sedangkan punyaku jauh dari ukuran keduanya,tapi aku fikir karna aku masih kecil jadi burungku belum tumbuh sebesar milik mereka. bosan mengelus-elus burungnya kang bowo,tiba tiba aku teringat bahwa ibu pernah melakukan hal ini sama bapak,suatu malam ketika aku terjaga dari tidurku,iseng- iseng aku ngintip kekamar ibu dari celah dinding papan yang tak terlalu rapat. Perlahan ku dekati,kucium aromanya,sedikit ragu akhirnya kuberanikan diri untuk mengulumnya…hangat dan nikmat.namun tiba-tiba kang bowo bangun… ”kamu ngapain??,darimana kamu belajar hal seperti itu??”cecar kang bowo ”maaf kang,tapi aku ga tahan…aku ingin mencoba yang pernah ibu lakukan sama bapak dulu??”jawabku terbata ”kamu suka ngintipin mereka kalau mereka sedang…” ”ga kang,baru skali saja kok” potongku ”jangan diaduin sama ibu ya kang”rengekku manja ”ya ga akan kang bowo aduin lah,emangnya kang bowo dah gila apa. Tapi kamu harus janji ga akan pernah ngintipin mereka lagi” ”iya kang,aku janji….satu lagi kang”lanjutku”boleh ga aku ngelanjutin yang tadi” kataku dengan wajah memelas ”ayolah kang….ya kang ya???,boleh ya kang” ”huh kamu ini…terserah kamu deh,tapi ga pake acara ngejilat apalagi ngulum ya”kang bowo memberi syarat ”ah kang bowo pelit ah…”aku mencoba menewar”skali ini kang…., ya kang ya???” Da tanpa menunggu persetujuan kang bowo aku melanjutkan aksiku kali ini kujilat sekeliling batangnya,sementara kang bowo hanya terdiam dan mulai mendesis nikmat. Puas menjilat aku berganti menciumu seluruh batang dan bijinya,kumudian mulai mengulum,layaknya lolypop yang biasa kumakan,maju mundur,kuluar masuk,walaupun hanya sebatas kepalanya saja,tapi aku puas,karna kang bowo semakin kuat mendesis…entah berapa lama aku melakukan hal itu,tiba -tiba aku merasa kalau batang birung kang bowo yang kukulum semakin panas,dan berdenyut.sementara kepalanya terasa smakin membesar dan keras dan selanjutnya crot…crot…crot… menyemburlah cairan hangat dari burung kang bowo,aku gelagapan dan melepaskan kulumanku,tapi semburannya malah liar bersarang diwajahku…kental ,licin dan mengeluarkan aroma khas. Sementara sebagian yang terlanjur masuk dalam mulutku kutelan,sepet-sepet, asin,gurih bertekstur seperti jelly yang keenceran…tapi enak. ”ya ampun mas,bnyak bnget sih keluarnya”selorohku. Kang bowo tak menjawab,hanya nyengir sambil tangannya mengelap ceceran sperpa yang tumpah disekitar paha dan perutnya dengan ujung sprey. Sementara yang tertumpah diwajahku ku lap dengan tanganku,kuratakan seperti menggunakan masker.sedangkan sebagian yang lengket ditangan ku oleskan di leher kang bowo. ”Apaan lagi si ini” protes kang bowo seraya bermaksud mengelapnya ”eh jangan kang,biar sama aku saja”cegahku seraya mungecup dengan bibirku daerah yang kuolesi sperma tadi. ”kamu ini,ada-ada saja,yok tidur.dah malam…”kata kang bowo seraya membaringkan tubuhnya. Dan seperti biasa langsung memelukku,seolah-olah aku ini sebuah bantal guling. dan seperti biasa pula aku langsung menyusupkan wajahku di dadanya yang berbulu,sedangkan tanganku bertumpu pada perut atau pinggang rampingny,semuanya seperti biasa Memang,cuma bedanya malam ini kang bowo memelukku dalam keadaan telanjang bulat,dan dilengkapi denga rasa lengket dan aroma sperma ditubuhnya. Tapi akau makin suka. Dan malampun terus merambat diiringi lembutnya aroma gerimis yang mendamaikan. Sesaat aku terlelap, tapi kemudian aku merasa sebuah tangan yg menuntunku,berpindah dari pinggang kangbowo ke area selangkangannya. Kenapa nih???,, baru kali ini kang bowo melakukan hal semacam ini.huft…sudahlah… ga usah difikirin.tapi ya ampun…ini burung kang bowo kok udah tegang lagi ya?, hemmm….biarin aja deh…. tak lama,aku kembali mulai terlalap,hingga perlahan aku merasa kang bowo merenggangkan dekapannya. Aku tak bergeming,tapi kemudian aku merasa ada sebuah benda basah nan hangat mendarat di bibirku,aku fikir hanya mimpi,namun perlahan kesadaranku mulai kembali, kubuka mataku,ternyata kang bowo yang mengecupku. mungkin insting,aku mulai membalai kecupan kang bowo,kusambut lidahnya yang menerobas masuk kedalam mulutku,samar aroma rokok menyergap penciumanku,tapi aku tak peduli.sementara tanganku yang tadi menggenggam burung kang bowo kini berganti meremas punggung kang bowo yang keras dan ketat. Posisiku kini berubah,sambil terus berciuman kang bowo beranjak menindihku,aku yang telentang dapat merasakan dengan jelas burung kang bowo yang mengganjal diperutku dan sebenarnya bersentuhan dengan burungku juga,namun saat itu aku masih menggunakan pakaian lengkap. Seperti tersadar,kang bowo tiba-tiba melepaskan pelukann dan kecupannya,kemudian bangkit.dan duduk ditepian ranjang.akupun bangkit… ”kang kenapa sih???,kenapa kang bowo tiba- tiba mengecupku dan sekarang tiba-tiba langsung berhenti” ”maapin akang ya…”jawab kang bowo ”iya,tapi kenapa???,, kejarku ”akang ga tahan….”desis kang bowo ”kalau akang mau akang boleh kok ngelanjutin,aku ga keberatan”tawarku ”tapi…”kang bowo ragu-ragu ”ya terserah akang sih…tapi kalau akang mau ya silahkan.selama ini akang udah jadi paman yang baik buat ku,selalu menuruti apa mauku. Sekarang udah saatnya aku ngebalas,sebisa mungkin aku akang turuti,walaupun aku ga tau gimana caranya”lanjutku panjang lebar ”tapi…”kang bowo masih belum yakin ”hihhh…kang bowo mah ribet ah”ujarku jengkel. ”iya,tapi akang takut kalau akang nanti nyakitin kamu…kamu ga tau kan apa yang akang rasain & akang pengen malam ini???”jawab kang bowo masih duduk ditepian ranjang dan masih membelakangiku. Kesempatan itu aku gunain buat membuak semua pakaian yang melekat ditubuhku.kemudian… ”apa maksud akang,malam ini akang pengen melakukan sesuatu yang sering bapak lakukan sama ibu kalu sedang tidur kan???”jawabku terus terang ”iya…tapi, ,,sudahlah …kamu ga akan ngerti maksud akang” ”aku emang ga ngerti kang…apalagi memenuhi keinginan kang bowo aku juga ga tau gmna caranya,tapi aku bakalan nyoba sepenuh hati kang….”aku terus membujuk kang bowo,kali ini sambil turun dr tempat tidur,kemudian berdiri dengan lututku tepat di depan selangkangan kang bowo. Kang bowo kaget melihatku sudah telanjang bulat,tapi sebelum dia protes aku melanjutkan kata-kataku ”tapi aku akan mulai dari yang udah aku tau,selanjutnya terserah akang mau ngapain lagi”kataku & tanpa permisi aku kembali mengulum burung kang bowo…kang bowo diam,aku melanjutkan,dan kali ini aku menjilat area perutnya terus ke atas,dan akhirnya berhenti di area susunya.kusedot dalam-dalam seperti bayi yang menyusu pada ibunya. Puas menyusu aku berlanjut ke daerah ketiaknya,tapi berhubung tak tau apa yang harus kulakukan akau hanya melewatinya saja,sampai di area leher aku berhenti dan mengecup leher kang bowo sekuat mungkin,dan setelah kulepas terdapat tanda kemerahan disana,meskipun samar tapi cukup ngebuatky senang.aku bangkit dan kali ini bibirku telah tepat didepan bibirnya kang bowo.dengan bibir sedikit bersentuhan aku bertanya sama kang bowo”nah sekanrang apa???”tanyaku Seperti tersadar kemudian kang bowo memelukku,kemudian bangkit berdiri dan selanjutnya mengangkatku dan membaringkan ku diatas dempat tidur,aku hanya menurut sajakang bowo mengakangkan kakiku,kemudia dia memposisikan dirinya di selangkanganku. Aku diam memperhatikan,kang bowo mengolesi burungnya dengan lotion yang entah sejak kapan dia ambil dari meja dekat tempat tidur,kemudian mengarahkan burungnya ke arah anusku… ”akang mau masukin ke pantatnya aku ya burung akang???, mana muat kang????”tanyaku polos. Aku hanya berfikir mana mungkin muat burung segede gitu masuk ke lubang pantatku yang kecil,sedangkan rasa sakit yang mungkin ditimbulkan aku sama sekali ga tau. kang bowo mulai beraksi,perlahan burungnua mulai diarahkan ke lubang pantatku,didorong pelan-pelan,namun burung kang boro tak mampu menerobos sempitnya lubang pantatku. Aku yang merasa sedikit linu hanya nyengir ga jelas tanpa protes apapun. Kali ini kang bowo memanabahkan lotian diburungnya,kemudian melumasi lubangku dengan lotion jg. Kemudian kang bowo melakukan hal tadi,dan kali ini mendorong lebih kuat. Aku menahan napas kuat-kuat…saat aku merasakan ada sebuah benda asing yang memaksa masuk lewat lubang pelepasanku.belum masuk memang,baru beberapa mili saja yang menyeruak masuk,tapi penolakan dari tubuhku mulai bereaksi,salah satunya dengan timbulnya rasa linu dan pedih… ”kang sakit kang…”aku mengingatkan kang bowo. ”tahan ya,sedikit lagi kok…”jawab kang bowo ”iya kang,tapi… .terserah akang deh,aku kan dah janji mau nyenengin akang”ujarku pasrah Kang bowo sudah mulai lagi melancarkan aksinya,aku merasakan sakit yang semakin kuat saat burung kang bowo menyeruak semakin dalam. Belum sempat aku menetralisir rasa sakitnya tiba-tiba kang bowo menyentakkan tubuhnya,dan bles… terbenamlah semua burung kang bowo dalam lubang pantatku,sontak aku menjerit,tapi tangan kang bowo keburu menutup mulutku,hingga jeritanku hanya berubah seperti gumaman yang ga berarti. Selain merasakan sakit yang teramat,aku juga merasakan rasa sesak yang yang begitu habatnya,seperti sudah beberapa hari ga buang hajat tai anehnya kalau ingin buang hajat aku merasakan sesuatu yang memaksa keluar,sedangkan yang ini seperti menyedot sesuatu dan memaksa masuk lebih dalam,dan didalam sana seperti ada sesuati yang di sentil…hingga ngebuatku seperti tersetrum gelombang-gelombang listrik yang membuat linu dan lemas sekujur tubuh. Cukup lama kang bowo diam,meresapi kehangatan dan kuatnya jepitan pada burung kang bowo,dan kemudian kang bowo mulai memaju mundurkan pantatnya,pelan… Sungguh ini siksaan yang hebat..rasa sakit di lubang pantatku semakin kuat,ditambah rasa panas yang ditimbulkannya sampai ngebuat air mataku menetes. Tapi akau hanya diam,aku ingin membuat kang bowo senang. Kalau ini ngebuat kang bowo senag,ya apa boleh buat. Entah berapa lama kang bowo melakukan ini,sudah bermacam gaya dia lakukan…dan semakin lama akau semakin bisa menikmati siksaan ini,terbukti aku malah menyemburkan spermaku bagiti banyak padahal aku sama sekali tidak menyentuhnya…dan seperti efek berantai kang bowo semakin mempercepan tusukannya dan kemudian, crot…crot…crot… kang bowo menumpahkan spermanya didalam pantatku,aku merasakan semakin penuh dan semakin hangat saja. Dan entah sihir apa, aku begitu menikmati saat-saat dimana kang bowo menyemburkan spermanya didalam tubuhku…aku bahagia… Perlahan kang bowo mulai mencabut burungnya yang sudah mulai lemas,terlihat sangat mengkilat…aku tiba-tiba merasa kosong dan kehilangan sesuatu, dan entah kenapa aku merasa sedih… Kang bowo kmudian berbaring,memelukku dan menciumku,seraya berbisisk ”makasih ya keponakanku tersayang” kemudian kang bowo tidur telentang berbantalkan lengannya. Aku hanya tersenyum,kumudian bergeser,mendekat ke arah kang bowo,memeluknya menyandarkan kepalaku dilengannya hingga buku ketiak kang bowo menggelitik bibir dan hidungku,tapi aku taK peduli. Kuturunkan tanganku,menjamah burungnya yang sedang tertidur lemas…hmmm… lagi tidur gini za tetep ngegemesin. ”jangan dimainin terus dong…masih linu nih”protes kang bowo ”biarin”jawabku singkat Malam semakin larut dan tetes gerimis masih berjatuhan,udara malam ini memang cuku dingin,tapi kami tak merasakan sedikitpunkedinginan walaupun kami masih telanjang bulat,karna kami berdua saling menghangatkan,hingga kami tak lagi membutuhkan selimut atau apapun,,kang bowo merubah posisi tidurnya,kali ini kita saling berhadapan dan saling mendekap… kang bowo mulai terlelap,mungkin karna letih,lagipula memang sudah lewat tengah malam. Aku memandang wajah kang bowo lekat- lekat,dalam keremangan malam ku sadari betapa aku tak ingin jauh dari pemilik wajah ini…aku sayang kang bowo… Kulirik selangkangan kang bowo,kemuadian kugenggam lagi burungnya…. lama….hingga burung itu kembali terbangun….dan tegang. Samar kudengan dengkuran kan bowo… mimpi indah kang…batinku. Aku bangkit,ku ambil lotion,kuoles ke lubang anusku,sebagian ku oles ke burung kang bowo… Pelan kucoba masukkan kembali burung kang bowo kelubang anusku…dan pada akhinya masuk sempurna.dan akupun merasa terisi kembali,sesuatu yang sesaat menghilang dari hidupku kembali ketempatnya,mengisi relung batinku. Sempat kulirik kang bowo, masih terlelap dan sedikit mendengkur. Ku tarik tangannya,kubawa agar memelukku. dan aku mencoba untuk kembali tidur,… dalam dekapan kang bowo…dengan burung kang bowo yang kembali bersarang hangat dalam tubuhku…BIARLAH SEPERTI INI SELAMANYA…
KARENA SEBUAH KONDOM
Saat itu aku berusia 20 tahun danuntuk pertama kalinya aku masuk kesebuah toko condom di salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di kota B. Terus terang, setiap kali aku ke kota itu dan melewati pertokoan daerah situ, aku selalu melihat toko condom ini. Rasa penasaran akan barang –barang seperti apa yang dijual membuatku ingin selalu masuk. Dari segi fisik, tubuhku sudah tergolong ukuran dewasa, ditambah lagi dengan suaraku yang nge-bass.Tinggiku sekitar 180an cm dan berat 75an kg, dengan bulu – bulu tipis kasar di wajah. Aku harus mencukur setiap hari karena pertumbuhan buluku yang tergolong cepat. Mungkin karena inilah yang membuatku tidak perlu menunjukan id saat pergi ke hiburan malam, termasuk toko condom ini. Baru kuketahui bahwa barang – barang yang dijual sangatlah unik – unik. Dari condom berbentuk kaktus,burung, dsb., juga aneka rasa, gel pelicin untuk masturbasi, sex game,cambuk, dildo aneka bentuk, hingga celana dalam sexy…semuanya lengkap. Akupun mulai kebingungan tapi juga senang. Untungnya penjaga saat itu adalah lelaki jadi aku cuek –cuek saja. Ketika sedang memilih kondom, seorang lelaki berukuran sedang (175cm/68kg) masuk. Ia adalah lelaki fantasi idamanku,berpakaian formal kerja yang rada ketat di tubuhnya. Aku mengamatinya dengan seksama.Ternyata ia sedang berada di area gel pelicin. “Pas sekali dengan kondom ini,” pikirku. Ia lalu berbicara dengan penjualnya. Aku mendekati mereka berpura – pura melihat barang lainnya setelah mengambil beberapa kondom yang aku suka. Tampaknya ia tahu bahwa aku mendekatinya. (Gayradar) Setelah usai berbicara, ia lalu melihat barang – barang lain. Aku kembali ke area kondom berpura –pura kebingungan memilih kondom lagi, dan sedikit mencuri pandang padanya. Ia melihatku dan menghampiriku. “Hmm, coba yangrasa ini saja. Dijamin enak.” Kesan dia. “Oh ya? Lalu rasa apalagi? Bentuk?” Tanya aku sambil berusaha untuk ramah dan mendekatinya. “Yang ini juga boleh.Tapi agak kecil sih.” Katanya sambil menunjuk ke satu kondom. Baru kuketahui ternyata ada berbagai ukuran dalam kondom, atau mungkin punya dia yang berukuran besar? “Kalau gel?” Tanyaku walau sudah tahu. Ia menuntunku ke bagian gel tersebut dan memberikan saran. Aku mengikuti beberapa saran yang ia berikan. Setelah membayar, kami keluar bersama. Sambil mengobrol, ia mengajakku untuk duduk di sebuah café. Kami ngobrol hampir 2 jam lamanya (namanya Marvin), dan mata kami tidak pernah lepas dari pandangan masing – masing. Sesekali aku memerhatikan dadanya yang bidang dan lengannya yang berisi. Bisa kupastikan bentuk tubuh dalamnya. Tak lama setelah mengetahui apa yang kusuka, “Karena kamu suka lukisan, sekarang lagi ada pameran lukisan orang loh dimuseum. Mau kesana?” Tentunya tidak kutolak ajakan ‘kencan’ ini. Setelah keliling melihat lukisan –lukisan itu, aku permisi ke wc sebentar. Ia juga ingin kesana. Tak kusangka begitu sampai di tempat kencing, ia mendatangiku dan menciumku secara langsung dengan permainan lidahnya yang nikmat. “Apa tidak apa – apa di tempat umum nih? Nanti ada orang atau petugas gemana?” Tanyaku. “Tidak apa apa koq. Disini jarang ada yang masuk. Ah, bibirmu sexy sekali.” Kesannya sambil menciumku kembali. Ia lalu membuka celananya lalu membu kacelanaku. Kini aku mengerti mengapa kondom yang ia sarankan itu termasuk kecil…untuknya. Bagaimana tidak? Ukurannya saja selain panjang dan besar. Dari perkiraanku, aku yang memiliki penis berukuran 14cm dengan ketebalan lebih saja, ia kuperkirakan sekitar 17cm dengan tebal setengah kalinya dari aku. Tak kusabar ingin kuoral miliknya. Ia pun mengiyakan. “Oh, enak banget oralanmu. Terusin, Tom.” ucapnya.Tanpa disuruhpun, memang itu yang ingin kulakukan. Aku mengitari kepala penisnya terus menerus,tempat dimana daerah paling sensitif miliknya, kemudian lidahku beralih kebawah kebagian buah zakarnya yang sudah dicukur halus. Ia pun sedikit berteriak. Ia lalu menarik kukeatas dan berkata, “Kini, giliranku.”Sambil memainkan penisku, aku membuka kemejaku. Kehebatan permainan lidahnya tidaklah kalah hebat Pastinya… Mana mungkin orang seperti Marvin tidak hebat dalam permainan sex seperti ini? “Bagaimana kita mencoba kondom yang tadi kamu beli? Mau? Tanyanya. “Boleh saja, dengan gel-mu ya.”Jawabku. Ia mengambil gel mint yang baru ia beli dan aku juga mengambil kondom rasa extra mint yang aku beli.Bisa kubayangkan seberapa dinginnya lubangku nantinya. Setelah memakaikan gel pada penisnya yang besar itu, aku memakaikan kondom untuknya, dan kemudian mengolesi gel lagi. Ia terlihat kedinginan dan semakin bergairah. Sambil berterima kasih karena membantunya, ia memutarkan tubuhku dan menciumku. “Tahan ya. Siap kan?” “Pelan – pelan ya. Kamu punya terlalu besar sih.” “Tenang aja, Tom. Kamu pasti akan menikmatinya.” Dengan perlahan – lahan (maklum belum pemanasan), ia mulai memasuki penisnya. Aku bisa merasakan kepala penisnya sudah masuk sebagian. Sambil memainkan nippleku, ia menenggelamkan seluruh penisnya ke dalam lubangku. Aku sempat berteriak kecil tapi ia langsung menciumku. Tangannya yang satu tetap memainkan nipple-ku, sedang yang satunya lagi mengocok penisku. Ah, aku sungguh bergairah dibuatnya. “Enak kan, Tom? Apakah kamu menyukainya?” “Aku suka banget. Ah,enak banget gaya mainmu. Terusin…terusin…” Kesanku. “Bisa kulihat dari wajahmu. Ah Tom, aku ingin keluar sekarang. Ah, aku keluar ya.” Dengan cepat aku melepas penisnya dari lubangku, membuka kondomnya lalu mengocok penisnya. Ia pun berejakulasi dengan semprotan sperma yang banyak yang diarahkan langsung ke dalam tempat pembuangan. Aku terus mengocok penisnya hingga sperma pada tetes terakhir. Ia kegelian ketika aku berbuat demikian. “Sekarang, apa kamu mau memasukiku?” Tanya ia. “Tentu saja. Kamu pasti akan keenakan juga deh.” Yakin aku. Ia lalu membantu melumaskan gel dan memasangkan kondom pada penisnya. Secara perlahan aku memasukan penisku tepat pada sasarannya. Terlihat ia sangat menikmatinya. Aku kemudian memasukan semua batangku dan memompa penisku. Ia berdiri sambil menciumku. Dapat kurasakan betapa ketat lubangnya itu. Penisku serasa terjepit oleh lubang yang sangat kecil. “Ah, aku mau keluar.” kataku sambil mengocok penisnya yang telah tegang kembali. “Keluarin aja didalam, Tom. Aku ingin merasakan hangatnya spermamu dalam lubangku.” Jawab ia. Seperti yang ia inginkan,tak lama aku pun berejakulasi didalamnya. Aku kemudian mengocok penisnya kembali sambil memainkan nipple kirinya, dan kini spermanya berhamburan di sekeliling lantai. Penisku seakan menjadi lebih terjepit lagi. Tak lama, aku mencabut keluar penisku dari lubangnya. Ia sangat terkekut melihat banyaknya cairan sperma pada kondom yang kukenakan. Kami bersih – bersih (termasuk lantai yang berceceran sperma) lalu keluar. Setelah kulihat jam tanganku, ternyata kami sudah menghabiskan waktu hampir satu jam di wc itu. Walau kejadian ini sudah terjadi beberapa tahun yang lalu,hingga saat kini, saat aku berkunjung ke kota dia atau ia datang ke Jakarta, kami selalu menyempatkan diri untuk melakukan sex. Ya jelas, siapa yang akan menolak dengan pria seperti itu??
ANAK BAND
gw itu suka banget sama yang namanya musik, pa lgi yang keras2, tapi ga tau kenapa klo masalah sex orientation gw lebih milih yang sejenis, nah ni pengalaman gw. gw itu suka musik, yah jadi ga aneh klo gw punya band, aliran musik yang gw anut ini aliran yang keras dan teriak-teriak , nah pada akhirnya gw ketemu sama temen-temen lama gw, trus mulai sering nongkrong bareng dan sepakat untuk bikin band. Gw sbg Vokal, Wahyu sbg guitar, rimo pd Bas, dan amam pd drum. Perjalanan mulus untuk beberapa lama, sampai2 kita nyewa kamar( nge- kost) buat cari inspirasi, tapi kamar yang di sewa ini cuma gw ma wahyu doank yang nempatin, cuz amam & rimo terlalu sibuk untuk bolak -balik kost- an, dan gw sendiri juga ga terlalu sering tidur disana, cuma wahyu yang paling sering. Lama- kelamaan gw ngerasa ada yang aneh sma diri gw sendiri, gw jadi sering perhatiin wahyu klo lagi tidur, wahyu itu emang gw idolain banget, dia punya kegantengan khas orang pribumi , badannya berbentuk walaupun ga besar, dia klo tidur pasti buka baju, gw tidur 1 ranjang ma dia, ga tau kenapa birahi gw tinggi banget pada waktu itu, gw meluk badannya pas dia lagi tidur, gw takut nanti dia bangun pasti gw langsung di hajar, cuz wahyu ini 100% straight, dia da punya anak 1 walopun umurnya sama ma gw( 20thn) , dia MBA sama istrinya yang sekarang. Pertama-tama gw cuma meluk dia, terus emang dasar nafsu bejad tangan gw langsung turun ke reseleting celana jeans yang dia pakai buat tidur, mungkin dia ngerasa risih ato cuma mimpi pas gw pegang kontolnya dia agak bergerak-gerak, dan gw langsung lepasin tangan gw, terus dia tiba2 bangun dan dia langsung kaget dan menepak tangan gw, dan dia langsung marah-marah ma gw, gw minta maaf ma dia tapi dia ga terima, trus dia langsung mo cabut dari kosan, kira- kira 10 menitan setelah dia keluar pintu tiba-tiba dia balik lagi, dia bilang gini "gw ga bisa cabut sekarang, ga ada angkot atau bus, motor gw lg mogok, tapi bukan berarti gw lupa ma kejadian yang tadi, pokoknya lo tidur di atas dan gw di bawah, jangan coba-coba ngulangin kejadian tadi lg, karna gw gak bakalan segen-segen buat mukul lo, inget tuh!" jujur gw takut, gw takut dia ngomong ma temen-temen gw yang lain, akhirnya gw coba buat tidur, malam masih panjang, akhirnya gw ketiduran, gak lama gw bangun kira -kira jam 2 pagi, gw ngerasa klo ada yang tidur disamping gw, pas gw nengok ternyata itu si wahyu, gw ga tau kenapa tapi yang pasti gw gak mau bikin dia lebih marah lg ma gw, ya udah akhirnya gw putusin untuk tidur di bawah, pas gw mo pindah tiba- tiba si wahyu bangun dan langsung megang tangan gw kenceng banget sampe-sampe gw kesakitan, trus dia ngomong ke gw, "lo mo kemana?" gw jawab, " gw mo tidur dibawah, biar lo gak risih tidur satu kasur ma gw" trus dia langsung bales gini, "gw minta maaf atas sikap gw tadi, setelah gw pikir-pikir ternyata gw agak terlalu egois, gw tadi tidur dibawah kedinginan, jadi gw naik ke atas kasur, dan gw juga tau klo lo tidur dibawah lo juga akan kedinginan kaya gw, mendingan lo tidur di atas, gw gak risih kok, tapi tetep harus lo inget klo gw itu cowo normal dan gw masih suka ma cewe, ok!" akhirnya gw tidur diatas ma wahyu, dan dia meluk gw dari belakang, nafasnya menjamah leher gw, dan gw terangsang banget sama nafasnya di leher gw, gw langsung balik badan agar gw gak terangsang, karna bisa mengundang setan-setan, gw tidur berhadap-hadapan ma dia, dia mungkin udah pules, tapi gw grogi tuk tidur berdekatan sama orang yang gw cinta, apa ini yang namanya 'Kasih Tak Sampai'?Gw bener2 ga bisa tidur, semua rasa campur aduk, horny, takut, sedih , pokoknya semualah. Dan untungnya gw bisa ngendaliin semua itu, tapi gw ngerasa aneh aja, pas udah agak lama dia tidur, tangannya makin kenceng aja meluk gw, gw langsung inget pas dia marah gara-gara kejadian sebelumnya, dan gw pun langsung ngelepasin pelukannya, karna gw takut klo dia marah sama gw. Ternyata pas gw lepasin dia kebangun, trs dia tanya ma gw ada apa, yah gw jawab ga ada apa- apa dan setelah itu dia tidur lg. Malam terasa panjang banget saat itu, dan akhirnya pun gw bisa tidur. Namun gw ngerasa banget klo gw baru tidur sebentar, tiba-tiba gw ngerasa ada tangan yang ngelus-ngelus paha gw, dan tangannya itu udah masuk ke dalam boxer gw, gw langsung nengok ke belakang, dan ga taunya si Wahyu lagi ngelus- ngelus paha gw sambil tidur, gw udah kerangsang banget waktu itu, gw bangunin dia , dia bangun tapi cuma jawab males "mm.. ". Akhirnya gw diemin aja sampe akhirnya gw balik badan dan muka gw hadap-hadapan ma dia, berhubung gw udah ga bisa nahan gejolak birahi lama-lama akhirnya gw cium bibirnya, untuk beberapa saat dia ga gubris, tapi tiba-tiba dia langsung bangun dan ngebales ciuman gw, antara kaget dan seneng campur jadi satu. Ciuman cukup lama, dan tangan gw mulai gerilya mulai dari badannya yang telanjang sampai celana jeansnya yang mana gw liat kontolnya udah nimbul banget dari dalem, pelan-pelan gw buka resletingnya, dan tangan gw yang satu lagi sibuk melintir putingnya, gw bener- bener udah tinggi banget. Gw buka celana dalemnya,dan oohhh.. . kontolnya gede banget, sumpah, kaya timun kualiatas terbaik, panjang gede, dan berisi, gw makin jatuh cinta ma dia pikir gw dalam hati, trus gw kocok pelan-pelan, beberapa menit begitu terus dan kanyaknya dia juga udah ga tahan, tanpa bilang apa-apa dia teken kepala dia ke kontolnya, dan gw tau klo dia mau di sepongin. Gw mulai buka mulut buat kontol wahyu bersemayam. Ternyata dia tipe cowo yang cukup kasar juga dalam berhubungan sex. Rambut gw di jenggut dan di tarik naik turun , dia udah mulai mendesah, "ahh, ahh, ahh, mulut lo lebih enak dari bini gw. .. " dia ngomong begitu di sela desahanya. Lumayan cukup lama gw sepongin kontolnya Wahyu, dia makin gila aja, kontolnya dikeluarin dari mulut gw, trus di tampar2in ke pipi gw, gw ga bisa berbuat apa-apa , karna jujur aja gw menikmatin apa yang Wahyu lakuin ke gw. Dia udah ga tahan trus dia ngomong gini "lo mao ga klo gw entot?" , gw diem aja karna seumur- umur gw belom pernah Making Love sama cowo, trus dia langsung ngebalikin posisi gw, jd sekarang dia di atas gw dan dia mulai jilatin puting gw. Bener- bener gw ga bisa tahan apa yang Wahyu lakuin ke gw, dia seolah-olah sedang berhungungan sex sama bininya, abis jilatin, sedotin dan gigitin puting gw, dia langsung angkat kedua kaki gw ke pundaknya, dan jujur aja gw rada takut pas dia mulai begitu,. Dia ngeludahin tangannya, trus dia basahin pantat gw( dia sama sekali ga pernah 'perhatiin' kontol gw, yah mungkin karna emang dia itu straight) . Gw kaget plus kesakitan waktu tiba-tiba aja Wahyu masukin jari telunjuknya ke lobang anus gw, gw langsung gelinjang kesakitan, tapi dia malah masukin satu jari lagi, dan gw pada saat itu bener-bener kesakitan, bukan keenakan, anus gw terus di sodok-sodok , badan gw di tindih biar gw ga bisa berontak. Gw ngerasa klo dia itu kayanya tambah nafsu klo gw mendesah kesakitan, sampe 3 jari masuk k anus gw dan gw bener-bener teriak walaupun si Wahyu ngebungkam mulut gw pke tangannya yg bebas dari tugas gerilyanya. abis itu dia langsung minta maaf ma gw, "sorry Zed klo gw kasar, tp gw bener-bener2 horny nih", dia langsung cium bibir gw, dan akhirnya pun gw udah mulai bisa terima cara bermainnya dia. Dia mulai ngarahin kontolnya ke anus gw, tp walaupun tadi udah masuk 3 jari, masih aja anus gw susah di tembus, gw bantuin dia dengan ngelebarin pantat gw, kira-kira 15 menitan barulah kepala kontolnya Wahyu bisa tembus pertahanan awal anus gw, dan gw kira dia bakal pelan-pelan masukinnya, tp gak taunya dia langsung tancepin bgtu aja, alhasil gw teriak, dan dia langsung tutup mulut gw pake mulutnya dia. Bener-bener gak ada kehalusan dari cara permainannya dia, dia langsung terus genjot pantat gw terus menerus tanpa ada jedah, setelah 20 menitan gw di entot, tiba2 dia langsung cabut kontolnya dan langsung dimasukin ke mulut gw, "ahh. . ahh. . telen peju gw semuanya. .. ", kontolnya di sodok-sodokin ke mulut gw dengan paksa sampai gw tersedak, dan gw mulai ngerasain cairan hangat di mulut dan kerongkongan gw, asin-asin gurih gtu. Dia langsung cabut kontolnya dari mulut gw dan bilang "enakkan peju gw? mo lagi? telen jangan sampe ada yang sisa, awas lo klo ada sisa", gw telen semuanya, dan gw kira ini semua udah selesai, ternyata engga. Dia langsung masukin lagi kontolnya ke anus gw, gw kaget banget dan masih sedikit sakit gara-gara penetrasi yang pertama. 30 menit lebih gw di entot sama Wahyu di sesi kedua , dan gw mulai ngerasain cairan hangat di dalem anus gw, setelah ejakulasi kedua di dalem anus gw, dia terus enjot pantat gw sekitar 10 menitan smp akhirnya dia kecapean dan tidur. Gw kocok kontol gw sendiri sampe keluar, dan jujur gw agak sedikit menyesal dengan kejadian ini dan ngerasa malu sama diri gw sendiri dan akhirnya pun gw ketiduran. Gw kebangun sama elus-elusan Wahyu di sekujur tubuh gw, dan pada saat itu Wahyu entot gw 4 kali. Dan hari-hari seterusnya Wahyu sering 'minta jatah' sama gw. Jujur gw in love banget sama dia walaupun dia kasar, atau mungkin karna kasarnya itu gw Jatuh Cinta sama dia, tp sekarang dia udah ga di Jakarta lagi, dia pindah ke Surabaya dan ga kedengeran lagi kabarnya, tapi orang tuanya masih stay di Jakarta.
"SEMALAM DAN SEKALI SAJA"
Sebagai anak bungsu di keluarga, aku selalu dimanjakan oleh kedua orang tuaku termasuk kakak perempuanku satu – satunya. ( Kamihanya 2 bersaudara) Bisa dibilang hampir semua keinginanku dapat terpenuhi. Suatu hari kakakku membawa seorang lelaki untuk diperkenalkan ke kedua orang tua kami. Mereka berdua ternyata berencana untukmenikah. “John ya?” Katanya. “Andy nih, calon kakak ipar loe. Hehehe.” Terus terang selama ini ketika kakakku membawa seorang teman pria aku tidak pernah merasa nyaman karena aku tidak ingin kehilangan kakakku, lebih tepatnya ‘membaginya ’. Kakakku adalah teman terbaik dan juga terdekat, mana mungkin aku mau kehilangannya. Tapi kali ini berbeda. Entah mengapa ketika ia membawa Andy datang, aku merasa bukan hanya ingin disayang oleh kakakku tetapi juga olehnya. Akhirnya pikiranku setiap hari melayang membayangkan akan dirinya dan menjadi objek fantasiku. Pernah suatu saat ketika mereka berdua pulang kehujanan, Andy disuruh mandi oleh ayahku. Gleg, seketika ada perasaan deg – degan dan nekad untuk mengintip saat ia mandi. Tidak lama setelah ia masuk ke kamar mandi di kamar kakakku yang juga berhubung dengan kamarku, aku langsung ke pintu beranda dan memanjat tembok untuk menyaksikan live show yang sudah aku tunggu selama ini. Badannya yang bidang dengan bulu bulu halus di dada yang turun ke arah penis. Ia melihat tubuhnya di kaca sambil mengangkat lengannya dimana dapat kulihat bulu ketiak yang lebat. Sepertinya ia sedang meregangkan badan. Aku piker ia langsung membuka celananya tetapi tidak. Ia memainkan kedua pentilnya yang berwarna coklat gelap sambil menutup mata dan mengerang kecil. Tidak lama, ia mulai menurunkan celana dengan satu tangan. Terlihatlah celana dalam brief berwarna biru. Penisnya yang sudah ngaceng tercetak dengan jelas. “Besar banget kontolnya,” Kataku dalam hati. Aku mulai merasakan sedikit basah dari celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus bermain di pentil coklatnya dan mulailah ia menurunkan celana briefnya. Panjang, kecoklatan dengan diameter yang besar. Aku menelan air ludahku setelah melihat pemandangan indah ini. Ia langsung buang air kecil dan tidak lama kulihat penisnya sudah mulai tertidur. Air mengalir membasahi tubuhnya yang fit. Ia mengambil sabun dan membersihkan tubuhnya, penisnya dan pantatnya yang bulat. “Argh, andai dapat kuraba pantat itu. Pasti keras sekali.” “Dy, jangan terlalu lama ya? Papa, mama sudah menunggu untuk dinner.” Jelas kakakku. Ia langsung buru – buru menyelesaikan mandinya. Suatu hari kedua orang tuaku hendak berlibur keluar negeri. Kakakku juga ikut bersama mereka. Tadinya aku dijadwalkan untuk pergi d hari yang sama tetapi karena aku masih ada tugas yang harus diselesaikan maka aku menunda kepergianku selama beberapa hari. “Dy, nanti kalau aku pergi, kamu temenin John dulu ya? Kasian dia gak ada yang nemenin, ” Jelas kakakku. “Gak usah lah, kak. Sendirian juga bisa kok.” Jawabku dengan berani walau sebenarnya ingin ditemeni olehnya dan mengintipnya kembali saat ia mandi. “Gak pa pa lah, John. Aku juga pas gak ada kerjaan ini.” Akhirnya pas hari mereka berangkat tinggalah kami berdua di rumah. Yang aku suka juga dari Andy adalah ia juga anak bungsu yang ingin sekali punya adik. (Tapi tidak diberi berbuhung mereka saja sudah 5 bersaudara) Pantes saja kakakku senang sama yang ini. Andy itu tipe yang penyayang sih. Kita berdua main game semalaman sampai aku ngantuk. “Tidur disini aja deh, Dy, biar sama – sama daripada sendirian di kamar lain,” Kataku dengan suara yang memelas. Ia setuju. Tidak lama setelah aku pura pura tidur dan ia tertidur, aku langsung memeluknya dari belakang. Tidak ada reaksi darinya. Aku langsung menambah aksinya. Aku menempelkan badanku seluruhnya ke punggung belakang Andy. Sesaat penisku mulai ereksi. Andy menoleh ke belakang dan aku langsung terkejut dan pura – pura tertidur. Ia hanya tersenyum dan berkata, “Kamu suka ya, John?” Katanya dengan lembut. “Mau pura – pura tidur?” Tanyanya sambil berbisik di kupingku. Aku membuka mataku. “Aku tahu kamu selalu mengintipkan setiap kali aku mandi.” “Ha?” Kagetku. “Aku tahu kok kalau kamu selalu mengintip pas aku mandi. Kamu suka ya?” Tanyanya. “Please jangan kasih tau siapa siapa ya? Please… .”Mohonnya . “Ya lah . Kamu tenang aja. Aku rasa adil dong kalau aku…. lihat tubuhmu” Jelasnya sambil mulai meraba tubuhku. Aku sedikit terkejut dengan yang ia lakukan , namun tak mau melepaskan kesempatan ini. “Boleh aja, tapi kamu yang bukain. ” Manjaku. Ia pun langsung membuka bajuku. “Gak nyangka badan kamu bagus juga ya? Kirain yang gak berbentuk.” Ledeknya. “Enak aja. Gini – gini sering latihan nih .” Sambil meraba dada dan pentilku, tangan yang satunya berusaha menurunkan celanaku. Aku membantunya. “Dah ngaceng tuh John.” “Ya nih. Digodain ama kamu terus sih. ” “Loh kok ama aku? Kamu horny lihat aku ya?” Tanyanya langsung. Mukaku langsung memerah dan kujawab, “Kalo iya kenapa?” Aku langsung memegang kontolnya yang masih ditutup oleh celana tidurnya.“ Nah tuh. Kamu juga dah ngaceng. Aku buka ya?” “Kamu nakal deh .” Katanya. “Tapi kamu suka kan?” Ia seketika langsung mencium bibirku. Aku jelas membalas ciuman ‘panas ’ pertamaku dengan lelaki. “Enak ya, John?” “Iya, mau lagi dong. ” Ia mulai menciumku kembali dan aku mulai membuka bajunya dan menurunkan celana yang ia kenakan. Kontol keras itu kini kugenggam dan kumainkan. Akhirnya. “Gimana rasanya setelah selama ini cuma lihat doang?” Tanyanya. “Enak banget. Besar dan keras gini.” “Kamu… mau isep punyaku?” “Aku terus terang gak tahu caranya gimana. Aku masih belum pernah sama sekali. ” Jelasku. Ia seakan tidak percaya dan bertanya, “Kamu belum pernah? Sama sekali? Jangan – jangan masih perawan juga lagi. ” “Kalo iya, kenapa? Mangkanya ajarin dong. Dan aku cuman mau diajarin ama kamu juga. ”Jawabku dengan manja. Ia lalu langsung menuju ke penisku , mengamatinya dan ketika aku menidurkan kepalaku di bantal (karena bosan terlalu lama nunggu. Kirain mau ngisep tapi cuman ngeliat doang) ia langsung menghisap dengan cepat. Aku terkejut dan langsung melihatnya. Ternyata saat itu yang ia tunggu. “Arrgh, geli banget, Dy.” Ia tidak menghiraukan omonganku dan terus melanjutkan aksinya. Sambil menghisap, ia memainkan kedua bijiku sambil sesekali mencambak jembutku. Setelah memainkan ia juga memainkan bijiku dengan lidahnya. Ia mulai naik ke perutku, ke pentilku, ke ketiakku dan menciumku kembali. “Enak gak?” Tanyanya. Kini giliran aku yang tidak menjawab. Aku langsung menciumnya dan memainkan pentilnya. Setelah sekian lama mengintip ia mandi dan sering melihat ia memainkan pentilnya, aku mengetahui bahwa itu adalah g-spot nya yang paling ‘maknyus ’. Sambil menghisap pentilnya yang lama, aku memainkan kontolnya yang besar itu. Kontolnya memang tidak sepanjang punyaku tetapi sangat lebar. Inilah kontol yang kusuka dari yang pernah kulihat. Seperti sangat pas di mulut. “Arh, John. Hisapanmu hebat banget.” Ketika aku ingin menuju ke penisnya, ia memintaku untuk terus memainkan pentilnya. “Nanti ya, Dy. Aku mainin semalaman deh setelah aku cobain kontol kamu.” Ia hanya mengangguk. Awalnya aku agak ragu karena aku tidak tahu bagaimana dan tidak terpikirkan rasanya menghisap kontol. Pas di dalam mulutku akupun terasa ingin muntah. Ia bilang jangan dipaksa dan kemudian bertanya apa aku mempunyai permen. Aku pun mengeluarkan permen caramel yang setelah memakan permen, kontolnya pun aku ‘makan ’. “Hmm, enak kan? Arh, enak banget hisapanmu.” Ia berkomentar ambilmenarik kedua tanganku untuk memainkan pentilnya. Aku juga mencoba untuk menjilati bijinya sama seperti yang ia lakukan. Setelah aku kembali meciumnya, aku berbagi permen yang tersisa di mulutku. “Kamu mau coba yang lain?” Tanyanya. “Coba apa?” Iamengelus punggung belakang sambil mulai meraba lubangku. “Aku mau, Dy. Tapi aku belum pernah sama sekali.” “Gak pa pa. aku bakal pelan pelan kok. Kamu ada lotion?” Aku kemudian ke lemari dan mengambil gel durex. Ia kaget ketika aku memiliki barang sepertiini. “Kenapa? Pas ngocok kan gua juga pake. Hehehe.” Ia membaringkan tubuhku dan aku mengangkat kedua kakiku ke atas. Setelah mengolesi jarinya, ia lalu mengolesi lubangku. “Jangan ditahan ya, John. Relax aja . Jangan tegang.” Pelan pelan 1 jari ditembusnya. 2 jari. Dan pas saat 3jari, aku bilang kepadanyakalau aku kesakitan. Ia mulai dengan 2 jari lagi dan kembali 3 jari. Ia lalu datang menindihku dan menciumku. “John, aku mau masukin ya. Tenang aja , aku pelan pelan kok. Kalau sakit bilang saja. ” Aku hanya mengangguk. Entah aku harus bagaimana. Dari yang kudengar rasanya untuk awal memang sakit tapi ada juga yang bilang enggak kalau pasangan tahu untuk tidak kasar. Pas menciumku, aku merasakan kepala kontolnya menyentuh dinding keperawanku. (Untuk kontol sih masih perawan.) Sedikit kontolnya mulai masuk. Aku langsung kaget dan merasakan sedikit sakit. Ia mulai mendorong penisnya kembali. Tidak sakit. Pas batang kontolnya masuk ¾ aku langsung tegang dan merasakan sakit. “Dy, sakit. Dy…” “Tenang aja, John. Enggak kok.” Ia terus memasukan kontolnya dan lalu memompanya. “Arh, sakit, Dy. ” “Hm, tenang sayang. Tapi enak kan?” Ia memanggilku dengan sayang. Walau terasa sakit tapi jadi enak. “Iya, Dy, enak…. ahh, terusin dong. Please…” Pintaku. Kontolku yang sudah tertidur mulai dikocok olehnya dengan ludahnya. “Ohhh… .yeah……Oh …enak banget, Dy. I love you, Dy.” “I love you too honey . Enakan aku masukin ? Arhhh… . Enak gak aku perawanin?” “Enak banget. Ehmm, terusin, Dy.” Kataku sambil memainkan pentilnya. Ternyata yang kulakukan membuatnya cepat ejakulasi. “John, aku keluarin ya.” Ia lalu mengeluarkan kontolnya dari lubangku dan mengocok di depan mukaku. Pejunya berhamburan dimana mana. Hampir dadaku dimandikan oleh pejunya yang hangat, dan mengalir ke penisku yang ngaceng. Ia lalu memberikan ciuman yang hangat. “John, gimana? Enak gak?” Andy bertanya. “Enak banget. Tapi aku belum puas nih . Aku kan belum keluarin. ” Ia lalu mengocok penisku yang sudah basah dengan pejunya. Setelah menegang dengan keras, Andy bertanya, “John, kamu mau coba masukin aku? Aku tuntun kamu deh. ” Dengan keraguan aku mengiyakan keinginannya sekaligus juga ingin menjadi miliknya dengan utuh. Ia tiduran dan sambil mengocok penisku dengan tangan yang satu, tangan yang satunya mengolesi lubangnya dengan gel. “Ayo, John. Berikan kontolmu. Berikan keperjakaanmu padaku.” Katanya. Mendengar seperti itu, aku langsung ereksi dengan kuat. “Pelan – pelan aja ya.” Tambahnya. Ketika hendak masuk ke dalamnya, aku menatapnya sama seperti ketika ia menatapku tadi. Setelah masuk sedikit (cukup mudah sih) , aku pikir bisa langsung dan dengan cepat aku langsung memasukan penisku. “Arrrrrhhhh…. Sakit banget, John. Pelan pelan….pelan pelan……” Jelasnya langsung. Aku langsung kaget dan ingin mencabut kontolku keluar. Ia malah menahannya. “Enggak pa pa…sekarang pelan pelan ya. Lalu masukin ke dalam dan keluar ya.” Aku memompas penisku dengan pelan seperti yang ia perintahkan. Sambil memompas, aku kembali mengocok penisnya yang tertidur (mungkin karena kaget pas aku masukin dengan cepat) sambil menghisap pentilnya. “Ehmm, enak banget. Kamu hebat banget, John. Ahh, terusin sayang.” “Aku mau keluar, Dy. Dah enggak tahan nih. ” Pas aku hendak mengeluarkan penisku, ia menahan tubuhku. “Keluarin di dalem aja, John. Aku mau peju kamu di dalam aku. ” “Aku ….keluar ya. Arrhhh…” Akhirnya aku keluar di dalemnya. Aku melihat mukanya yang merah.Dengan penis yang masih tertanam di lubang kehangatanya, kami berciuman. Penisku yang sudah lemas keluar dari lubangnya. “John,tolong ambilin tissue dong.” Setelah mengambilnya ia menaruh di lubangnya. Terlihatlah pejuku keluar dari lubang dengan cairan merah yang kupikir adalah darah. Aku panic melihat darah di pejuku. “Kenapa? Kaget ya ada darah? Tenang aja. Itu bukan darah dari peju kamu kok. Itu darah ‘perawan’ aku yang kamu ambil. Hahaha.” Jawabnya sambil tertawa. Katanya itu terjadi karena ketika ia belum cukup ‘pemanasan’ danaku memasukan dengan keras dan langsung. Setelah itu kami bilas bersama. Kami kemudian tiduran dengan sambil berpelukan. Ia bercerita kalau ternyata ia bisex dan pernah menjalin hubungan dengan beberapa lelaki, tetapi untuk wanita, kakakku lah yang pertama. Aku tidak pernah mengharapkan apapun karena ia adalah milikku tapi 1 yang aku minta agar dia tidak dengan lelaki lain setelah ia menikah nanti. Ia setuju dan memang itu rencananya, dan bahkan ia memang sudah tidak ada hubungan dengan lelaki manapun sejak jadian dengan kakakku. setelah puas mengobrol sana sini, akhirnya kami kembali melakukan sex hingga pagi hari. 3 – 4 ronde kami lalui dengan puas. Kami pun masih sering melakukan hubungan sex terutama saat kakakku hamil. Setelah punya 2 anak pun kami masih melakukannya walau tidak sering. Ya, untuk melepas rindu. Lelaki lain jelas ia tidak punya. Kalau aku, bisa dibilang bukan sekedar lelaki lain kan? Akhirnya bukan hanya sekedar semalam dan sekali saja, tetapi seterusnya
TEMAN KOSTKU YANG BARU
Sore itu sepulang aku dari tempatku kerja sekitar pukul 17.00, biasanya rumah tempat aku kost pasti dalam keadaan sepi, karena memang aku yang biasanya pulang paling awal dari antara kawan-kawan yang kost disitu. Sedangkan jumlah kamar yang ada berjumlah tujuh, lima kamar ditempati oleh lima orang yang sudah berstatus karyawan, satu lagi ditempati oleh seorang mahasiswa yang biasanya kalau sore pasti pergi nglayap entah kemana dan ada satu kamar lagi yang kosong. Akan tetapi ketika aku datang terdengar suara berisik yang tidak sebagaimana mestinya, kudengar seperti ada suara orang diatas (kebetulan semua kamar ada dilantai dua sedangkan yang dibawah dipakai sebagai garasi untuk tempat motor ). Aku jadi bertanya-tanya dalam hati, “Siapa yaa pulang duluan, koq tumben ada yang nduluin aku pulang” Tanpa kuhiraukan aku langsung aja naik kelantai dua, dan ketika sampai diujung tangga, aku jadi heran. Yang biasanya kamar paling pojok itu selalu terkunci rapat- rapat karena memang tidak ada penghuninya, tapi sore ini pintunya terbuka walaupun tidak seluruhnya. Dan aku jadi bertanya- tanya, “Apakah ada penghuni baru, yaa” Akhirnya kakiku membawanya kekamar paling pojok dan langsung aja kubuka tanpa kuketuk terlebih dahulu, ternyata disana ada dua orang pemuda yang sedang bercakap-cakap, dan dia tersenyum sambil memperkenalkan namanya. “Sore Mas, saya Arie dari Blitar dan ini teman saya Agus, kami lagi PKL disini selama kurang lebih dua bulan” “Oh, yaa, saya Surya” jawabku. Dan aku segera balik menuju kekamarku yang arahnya berlawanan dengan kamarnya, kayaknya perkenalan kita sore itu tidak ada kesan apa-apa , sampai akhirnya waktu berjalan dua minggu dan memang kami jarang ketemu. Karena kadang aku pulang agak malam dan kadang juga ada tugas keluar kota selama seminggu, sampai pada suatu sore ketika yang lainnya belum datang dan hanya ada Arie seorang diri yang sedang duduk dikursi ruang tamu sambil merokok lalu katanya, “Baru pulang yaa, Mas” “Ya,” jawabku, “Lho koq kamu sendirian, mana temanmu yang dulu itu” “Oh dia nggak kerasan disini, terus dia pindah kost ketempat lain,” jawabnya. Memang antara Arie dan Agus kalau aku boleh memilih, aku lebih memilih si Arie karena dia berkulit kuning bersih dan tubuh yang sedang untuk anak seumurnya walaupun tidak terlalu tinggi dan tampan, akan tetapi lebih simpatik bila dibandingkan dengan Agus yang kelihatannya sangar itu. Yang biasanya kalau datang langsung menuju kekamarku, kali ini kusempatkan memarkir bokongku dikursi sebelahnya, dan kami akhirnya ngobrol, dan aku terus terang lebih banyak bertanya tentang sekolahnya, tentang PKL-nya, dimana PKL-lnya dan sebagainya. Dan tanpa sengaja mataku merosot keselakangannya dan kulihat lonjoran panjang ke arah bawah kepaha sebelah kanan didalam celana jeans warna biru yang dikenakannya. Akan tetapi aku belum berani bertindak lebih jauh lagi, hanya dalam hati aku bertanya-tanya, “Gede benar tuh penisnya, walaupun orangnya kecil” gerutuku dalam hati aku aku juga menduga kalau dia pasti nggak pakai celdal. Sejak obrolan sore hari itu, rupanya si Arie sudah mulai nggak sungkan lagi sama aku, hal itu terlihat dengan datangnya dia menghampiri kamarku dan melongok kamarku sampai aku berkata, “Ayo masuk aja. Nggak usah sungkan- sungkan” Dan kemudian dia masuk dan terus duduk dipojok kamarku sambil nonton TV, dan dia juga mulai bertanya-tanya, “Mas punya CD player yaa?” dan memang didalam kamarku ada seperangkat CD player dengan salonnya dan juga TV. “Ya, kenapa?” “Punya filem bagus nggak, Mas?” “Filem apa?” lanjutku, “Yang ada yang ditumpukan dimeja itu, ya kamu lihat sendiri ajalah” jawabku sekenanya, memang diantar tumpukan itu ada beberapa CD filem biru yang hetero, jadi aku pura-pura cuek aja dan kudengar lagi suaranya. “Nah, Mas ini pasti bagus yaa” “Mau diputer sekarang,” jawabku. “Ah nggak Mas, aku malu dan sungkan sama Mas” “Enggak pa-pa” “Ya deh, boleh yaa Mas muter film sekarang” “Ya, biar kamu nggak sungkan setelah ini aku mau keluar kamar dulu, mau cari makan, kamu nonton sendiri aja yaa” Setelah kutinggal selama kurang lebih setengah jam lamanya dan aku kembali kekamarku, masih kulihat dia sedang serius nonton filem itu dengan duduk dibawah sambil kakinya disilangkan sehingga tidak kelihatan apakah dia on berat. Tidak ada tanda-tandanya dia salah tingkah atau malu lagi, tapi sorot matanya melekat tertuju kelayar gelas yang ada di kamarku, sampai akhirnya dua CD telah habis diputarnya dan baru usai sekitar jam 23.00, lalu dia mohon pamit mau tidur. Walaupun sebetulnya tangan ini sudah gatal ingin menyentuh sesuatu yang kenyal dipangkuannya itu, tapi aku masih bisa menahan diri untuk tidak cepat-cepat memulainya karena aku harus bisa membaca situasi, apakah dia mau kalau dipegang dan berbagai pertanyaan berkecamuk dalam otakku sampai tanpa sadar tanganku mengelus- elus penisku yang sudah mulai ngaceng sambil membayangkan punya si Arie yang kelihatan gede itu dan terus kukocok sampai aku mencapai klimaksnya dan akhirnya malam itu aku tertidur pulas dengan rasa penasaran yang belum terjawab. Beberapa hari dia tidak kelihatan batang hidungnya, sampai pada suatu sore dia melongok kekamarku lagi dan bertanya, “Mas, punya filem yang lain nggak?” Lalu kujawab, “Ada tuh, aku barusan pinjam di rental” dan sejenak dia melihatnya, karena sudah ada beberapa kawanku yang datang akhirnya dia berkata, “Nggak enak Mas, sama teman-teman” “Gimana kalau nontonnya nanti malam aja setelah semua tidur” Gila benar nih anak, mau menantang atau memang sengaja ngasih kesempatan buat aku. “Oke, nanti jam berapa?” tanyaku balik. “Jam 01. 00 malam setelah acara filem di TV selesai” katanya. “Ok, aku tunggu yaa” Semula dia kuanggap hanya bercanda, bayangkan jam 01.00 dini hari bisa bangun dari tidur itu sudah merupakan suatu keajaiban bagiku, apalagi kalau tertidur pulas. Tanpa kuduga sama sekali, pada waktu tengah malam aku mendengar pintu kamarku ada yang mengetuk dengan pelan, kukira aku sedang bermimpi. Lalu kudengarkan dengan seksama dan kudengar ketukan yang kedua, akhirnya aku bangun dan kubuka pintu kamarku dan tanpa berkata sepatah katapun si Arie langsung menyelinap ke dalam kamarku dan langsung duduk diatas tempat tidurku dan akupun sudah ngerti dengan maksudnya yaitu pengin nonton filem biru lagi. Setelah CD pertama aku puter dia masih diam aja tanpe ekspresi sama sekali masih seperti beberapa hari yang lalu yaitu dengan mata terpaku pada layar TV, karena hari sudah malam dan sepi lagi dan dia kalau ngomongpun setengah berbisik karena takut mengganggu penghuni kamar lain. Maka kuberanikan tangan untuk menyentuh tonjolan dipangkuannya karena gaya duduknya masih tetap seperti kemarin yaitu dengan menekuk kakinya dan disilangkan sambil kedua tangannya memeluk lututnya, jadi barangnya tidak kelihatan sama sekali. Tapi aku mendapatkan reaksi yang tak terduga yaitu tanganku ditepiskannya dengan kerasnya sehingga aku terdiam dan akhirnya aku mebalikan badanku untuk melanjutkan tidurku dan akupun terlelap untuk beberapa waktu lamanya sampai kudengar dia mematikan lampu kamarku dan aku terbangun karena terkejut, aku bertanya pada Arie. “Ada apa koq lampunya dimatikan?” “Biar asyik kayak nonton dibioskop,” jawabnya. Setelah itu kulihat posisi duduknya yang semula dengan kukuh menyimpan barangnya dengan ketat, sekarang kulihat duduknya mulai dengan menyelonjorkan kakinya dan Woww kulihat pisang ambonnya membentuk tenda biru ( karena dia pakai celana jeans warna biru) dibawah perutnya yang tidak bisa disembunyikan lagi. Akhirnya kuberanikan diri untuk menyentuhnya lagi, dan kali ini dia menepiskan tangkanku tapi tidak sekeras tadi dan kuulangi lagi dengan pijatan dibatangya dan dia kelihatan mulai menyerah karena kulihat dia sedang on berat dan rupanya dia merasakan ada sesuatu yang mesti dikeluarkan dari pada dia blingsatan sendiri. Setelah kuremas-remas untuk beberapa saat akhirnya tanganku mulai mencari pegangan ritsleting celananya dan segera kuturunkan dengan pelan-pelan sekali dan sampai akhirnya menyembul sebuah benda bulat pejal yang paling kusukai, dan ternyata benar dia nggak pernah pakai celana dalam. Jadi ketika ritsleting terbukan sampai kebawah langsung mendongak keluar kepala penisnya yang bukan main gedenya. Kuelus-elus terus dan kuraba-raba sampai akhirnya terdengar suaranya “Mas, penisku locoen, aku wis enggak kuat nih” katanya. Dan ini merupakan kesempatan yang tidak kusia- siakan lagi karena memang ini yang menjadi harapanku, akan tetapi sampai sejauh itu aku masih belum melakukan oral sex padanya dan hal seperti ini sampai terulang tiga kali Arie mengetuk kamarku menjelang dini hari, dan ketiga-tiganya dia mendapatkan kepuasan cukup hanya ku loco saja, tidak lebih dari itu Sampai akhirnya datang kesempatan keempat dia mengetuk kamarku dan kali ini aku sudah mulai berani karena dia ternyata bisa dipertanggung jawabkan yaitu selama didalam pergaulan sehari- hari dihadapan teman-teman satu kost lainnya aku dan dia cuek-cuek saja seolah-olah nggak ada hubungan khusus dan hal itu yang memang kuinginkan untuk menutupi hubungan istimewaku dengan Arie. Dan kalau kita lagi ngobrol bersama dengan teman-teman satu kost, kadang kulihat tatapan matanya yang mengandung sejuta makna yang ditujukan padaku dan hanya saja yang mengerti akan arti tatapan matanya itu. Pada kesempatan keempat itu setelah kuelus-elus, kukocok dan akhirnya aku segera melumat kepala penisnya yang gede itu yang sudah sejak beberapa hari yang lalu aku inginkan. Dan terdengar desisnya “Aduh Mas, enak Mas” “Terus Mas, oohh” “Lebih cepat lagi Mas, oouuhh” Sampai akhirnya kurasakan kejutan didalam rongga mulutku, hangat, asin dan berbau khas pejuh yang sedap itu, dan kutelan semuanya sampai tuntas. Kemudian dia pamit mau balik kekamarnya lagi untuk tidur dan ketika aku selesai menutup pintu kamarku kulirik jam yang ada diatas meja menunjukkan pul 02.30 dini hari. Berarti dia ada didalam kamarku kurang lebih satu jam setengah. Seperti biasanya pagi itu kita ketemu dengan cuek- cuekan aja seperti tidak pernah terjadi apa- apa. Dalam hati aku bangga juga dengan sandiwaranya yang lumayan itu. Sampai beberapa hari kemudian pada tengah malam dia mengetuk pintu kamarku lagi dan seperti biasanya ketika pintu kubuka dia langsung menyelinap masuk. Akan tetapi kali ini lain, sepertinya ada sesuatu yang perlu disampaikan kepadaku. Tidak berapa lama kemudian dia berkata “Mas, aku disini tinggal dua hari lagi, karena PKL- ku sudah selesai dan harus balik lagi kebangku sekolah” Kebetulan hari itu hari Jum’ at malam menjelang Sabtu pagi dan biasanya hari Sabtu aku mesti pulang kerumah asalku sehingga praktis hari Sabtu dan Minggu nggak bakalan ketemua sama dia sedangkan dia akan balik kekotanya nanti hari Senin. Karena dia sudah pamit bahwa dia akan balik lagi kekotanya, maka malam itu aku ingin memberikan suatu surprise buatnya, seperti biasanya setelah kulorot celana panjangnya yang tanpa celana dalam itu dan kutelentangkan dia diatas tempat tidurku dan mulai kucumbu dengan jilatan-jilatanku pada daerah-daerah yang sensitif. Kumasuk keluarkan penisnya yang memang lebih besar dari punyaku dan aku masih terus melakukan aktivitas itu sambil tanganku meraba lotion yang ada disamping tempat tidurku, kuambil sedikit lotion dan kuoleskan dilobangku tanpa sepengetahuan dia yang sedang keenakan menikmati emotanku pada penisnya. Sambil menghisap penisnya, jari-jari tanganku juga berusaha untuk melemaskan otot-otot pada lubangku agar kalau pada waktu penetrasi tidak terlalu sakit, mulanya satu jariku masuk sampai lancar, kemudian dua jari dan akhirnya tiga jari sekaligus yang kumasukkan dalam lobangku sampai aku merasa siap untuk melakukannya. Kemudian kulepaskan hisapanku pada penisnya dan aku bergerak ke arahnya dan langsung duduk tepat diatas penisnya yang sudah ngaceng berat itu kemudian perlahan-lahan kumasukkan penisnya dalam lobangku, dan sempat kulirik Arie meringis nggak tahu karena kesakitan atau karena keenakan, tapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Kemudian kugoyangkan pantatku naik turun sampai tidak berapa lama kudengar rintihnya “Aduh Mas, enak Mas, terus Mas, tambah cepet lagi” “Aaahh, aduh Mas aku mau keluar nih ” lanjutnya Dan makin kupercepat gerakan naik turunnya pantatku sampai kurasakan penisnya berkejut-kejut dalam lobangku dan kudiamkan sejenak sambil dia merasakan sisa-sisa kenikmatannya. Setelah semuanya berakhir, sekarang ganti aku yang terangsang berat dengan ulahku tadi, kemudian kudekap dia dan kubisikan didekat telinganya “Boleh aku melakukan seperti ini pada kamu” Dia tidak menjawab, tapi hanya mengangguk dengan matanya yang masih tetap sayu. Setelah mendapat ijin darinya, maka tidak kusia-siakan kesempatan ini. Aku mulai mengambil lotion yang tergeletak dikasur dan mulai melakukan kegiatan dengan membasahi sekitar lobangnya dengan lotion yang kemudian kuelus-elus sambil sesekali jari tengahku menusuk lobangnya, karena aku tahu dia masih perawan dan belum pernah melakukan hubungan yang seperti ini akhirnya dia hanya bisa diam dan pasrah saja dengan apa yang kulakukan pada malam menjelang pagi itu. Sampai aku merasakan bahwa dia sudah siap untuk dimasuki, maka segera kuangkat kedua belah kakinya ke atas pundakku dan dengan perlahan kumasukkan penisku kelobangnya, pada saat kepala penisku masuk, kurasakan jepitan yang begitu kuat sehingga aku keenakan dan kudengar jeritnya “Aduh, Mas.. Sakit” Lalau aku berhenti sejenak agar otot lobangnya dapat menyesuaikan diri, setelah beberapa saat kudorong lagi sampai separuhnya dan. . “Ahh, sakit sekali Mas” Aku diam lagi beberapa saat dan kutunggu reaksinya sampai ototnya terasa agak renggang lalu kodorong lagi penisku sampai sepenuhnya dan kemudian aku berhenti lagi sampai beberapa saat. Setelah itu baru aku melakukan gerakan masuk keluar didalam lobangnya yang terasa begitu sempit dan membawa kenikmatan tersendiri buatku, tidak berapa lama kemudian akhirnya kulepaskan hasratku didalam lobangnya dan akupun tersungkur diatas badannya yang tersengal-sengal itu, nggak tahu karena keenakan atau kesakitan tapi rasanya semuanya sudah impas dengan score 1: 1 pada saat itu. Ketika hari Senin sore aku pulang kerja kulihat kamar pojok dalam keadaan terkunci dan aku tahu bahwa Arie sudah tidak ada disana lagi dan ketika aku bertemu dengan teman-teman yang lainnya. “Mas, tadi pagi Arie pamitan, pulang ke Blitar” “Karena Mas Surya belum datang dia titip salam nggak bisa pamitan langsung sama Mas Surya,” katanya. “Oh yaa, enggak pa-pa” jawabku sambil tersenyum, dalam hati aku berkata “Dia sudah pamit dengan caraku sendiri yang lebih berkesan” Dan aku sampai sekarangpun belum mengetahui apakah Arie itu termasuk gay atau bukan karena tidak seperti teman-temanku gay yang lainnya yang selalu take and give dalam segalanya diatas ranjang.
source by: tomyzacky
source by: tomyzacky
AKIBAT MINUMAN
Malam itu suasana cukup gelap,beberapa orang terlihat melintas melewati sebuah gang sempit yang terletak tidak jauh ari rumahku,aku pun dengan terburu melintasi gang itu ,nampak jelas sekali olehku, seorang wanita dan seorang lelaki sedang bercumbu ria, menciumi satu persatu leher pasangan nya, bahkan sesekali terlihat berciuman mulut,maklum, pikir ku,di gang yang cukup sepi ketika malam dengan hanya bersinar lampu dop kecil ,membuat pasangan mana pun pasti menggunakan gang itu untuk berbuat mesum ,seperti yang baru ku saksi kan tadi . aku berjalan terburu buru acuh tak acuh dengan pemandangan yang kulihat itu,aku segera menuju rumah Adit,temanku. ia berusia sama denganku 18 tahun ,ia cukup manis dengan lesung pipi di mukanya,ditambah tubuhnya yang biasa saja dan elegan serta sedikit sixs pack di bagian perutnya,membuat siapapun dijamin ngiri tatkala melihatnya . sesampainya di rumah adit aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, maklum aku dan adit sudah kenal dari masa kami sekolah dulu ,jadi sudah terbiasa dan takada rasa sungkan lagi diantara kami,disana nampak seorang anak cukup ganteng ,memakai kaos putih ,inow namanya.dia temanku tatkala aku masih duduk dibangku sekolah da*sar ,ia lebih ganteng daripada adit , dan juga teman temanku yang lain, maklum ia ceweknya segudang,apalagi apabila ino menunjukan jurusnya yang nggombal itu pasti semua cewek bakalan klepek klepek tubuhnya juga tak bagitu jelek dan ideal lah pokoknya tapi kalau soal tubuh adit masih tetep yang nomor pertama,hanya inow agak sedikit putih ,malah kami sering memanggilnya su ,alias susu karena tubuhnya yang mirip seperti susu,selain itu ia juga tajir pula ,lengkap sudah deh surga dunia bagi inow itu. ketika aku nyampek di rumahnya adit dan langsung masuk ke rumahnya , adit tersenyum padaku dan begitu pula dengan ino ia tiba tiba ikut senyum padaku, sontak hak itu membuatku agak malu ,ada apa dengan mereka ini? pikirku. tiba tiba ino memberiku satu sloki minuman keras merek X ,merek yang mahal sekali lah pokoknya ,dan pastinya selole dan memabukan sekali,aku tersenyum kecil dan mengambil sloki pemberian ino itu ,dan perlahan memasukkan air keras itu di dalam mulutku.. clegukkkkkkkkkkkkkkkkkk… ,aku memejamkan mata terlihat dan terasa sangat hangat.aku segera dudu dan mengambil kacang di depanku sebagai tambel ( tidak berbau alkohol lagi di mulut) “brow kok cuma kalian berdua ,mana yang lainya”kataku sambil mengunyah kacang goreng itu. “tau nih Yos ,teman teman udah aku smsin semua tadi, tapi ada yang sama temanya sekolah lah, ada yang ama pacarnya lah, dan parahnya lagi si catur,sakit dia brow wkwkwkwkwkw”balas adit ditambah ketawa nya yang khas kami semua langsung tertawa terbahak bahak ‘jadi minuman surga ini hanya di habiskan kita bertiga nih ,bisa mati kita”kataku menambah semangat malam yang dingin itu “bener itu” kami semua tertawa sekali lagi, kamu pun basa basi berbicara yang ndak penting. ****************************************************************************************** malam semakin larut,jam dinding pun menunjukan pukul setengah dua belas malam,kami bertiga secara bergantian masih menggilir sloki kenikmatan itu,adit sudah mabuk parah,ia terlihat sangat lemah dan lemas sekali wajahnya juga sedikit pucat,hingga akhirnya ia pun terjatuh dan tertidur , kini yang masih hidup hanya tinggal aku dan inow,inow pun perlahan sudah mulai agak lemas dengan wajah mulai agak pucat pula ,bahkan ketika menuang minuman banyak sekali minumanya yang tertumpah di meja, demikian pula dengan diriku,semua terasa berputar putar tidak karuan,bahkan mungkin jika aku di bunuh aku tak bisa melawan dan hanya terdiam saja seperti kerbau di tusuk hidungnya,aku begitu lemas sekali,tak bertenaga, namun kenikmatan tingkat tujuh ku peroleh, aku seperti bebas melakukan apapun,aku seperti melayang, bahkan tadi ,kami bertiga waktu klimaks saling menari bersama dan bernyanyi dengan nada tak beraturan ,menghina bersama,tertawa bersama, dan inilah puncak dari semuanya, sehingga mengapa banyak orang suka minum minuman keras,karena kita memang benar benar seperti melayang bagai di syurga owhhhhhhhh anjinggggggggkkkkkkk! “yos,sudah habis yos, gue masih belum mabuk yos”kata inow dengan mengigau padahal nampak sekali ia sudah mabuk berat dengan ekspresi tidak menyerupai ketika ia masih sadar “bener,gue juga masih belum mabuk, ”kataku dengan sesekali clegukkan dan batuk batuk karena dada ini terasa panas sekali tiba tiba inow memegangi mulutnya,pertanda ia akan muntah ,mati gue pikirku ,walau aku mabuk tapi aku paling sensitive dengan hal yang berbau dengan muntah, dengan perlahan ku bawa ino dengan pelan ke kamar mandi,jalan kami sudah tak bisa lurus ,kami terseok seok tak karuan,bahkan sesekali kami hampir jatuh dan setiap langkah kami selalu menabrak benda benda di sekitar kami,, inow setelah sampai di kamar mandi pun langsung mengeluarkan seluruh isi yang ada di perutnya hingga habis tak tersisa, aku pun berusaha memuntahkan juga agar badanku lebih rilexs dan stabil, bahkan muntahan ino nampak sudah sampai taraf yang parah, bahkan muntahanya berupa sebuah cairan kuning dan inow hingga meneteskan air mata nampak ia begitu kesakitan sekali dengan keadaanya sekarang,muntahanya pun hingga mengenai baju dan celananya,ia terlihat begitu kesakitan ,aku pun sebenarnya tak tega melihatnya ,badanya berkeringat dengan hebat, aku pun heran mengapa ia bisa seperti ini padahal setahuku ia tak pernah mabuk sampai seperti ini,apa yang terjadi?pikirku . aku membawa inow kembali menuju kamar adit dengan terseok seok,inow sudah mau mati dan aku sebagai seorang teman harus merawatnya dengan baik .ia nampak sangat lemas, bahkan mau pinsan saja rasanya,aku dengan cepat membaringkan inow di kasur adit, tak peduli lagi dengan semuanya .tanganku membuka dan melepas baju inow kaosnya juga,lalu membuka kancing celana inow,menarik celananya perlahan,hingga celananya pun lepas, lepas tak ada shelai kain pun, kini inow sudah lemas sekali dan telanjang bulat persis di depanku,tak bergerak ,ia terlihat pasrah dengan semua yang mungkin akan aku lakukan ,dan dari sinilah aku melihat seluruh tubuh inow yang indah itu, ternyata tubuhnya yang putih benar benar indah aku sangat kagum ,bahkan mataku sama sekali tak berkedip,di dadanya tak ada bulunya sama sekali. tubuhnya yang ideal itu benar benar menggairahkan diriku owh…. .yeah……… .. ,puting susunya juga hitam indah seperti permen owh yeah…….shit kontolku ngaceng ………dan ini yang membuatku lebih kagum lagi, kontolnya,waw kontol inow benar benar memukau dan membuat aku menelan air ludahku,besar dan panjang ,dari dulu aku ingin sekali melihat kontol inow ternyata doaku dikabulkan owh,besar nan memukau dengan bentuknya owh yeahh, kontol inow terpotong dengan sangat indah,warna kepala kontolnya pun memerah,jembutnya yang agak panjang menghiasi kontolnya dan membuatku ingin sekali memegangnya,sama seperti bulu yang menghiasi keteknya ,indah sekali dan membuatku merangsang sekali, ,tiba tiba otakku penuh otak mesum,membayangkan aku memperkosa inow,namun tidak,gue bukan homo, gue normal,maka segera kututup tubuh inow dengan selimut milik adit, aku yang pusing pun segera melepaskan seluruh pakaianku dan celanaku ,sama telanjang bulatnya seperti inow,kontolku pun menyembul agak besar sama seperti milik inow karena sedikit ngaceng ,aku pun berbaring di sebelah inow dan satu seimut bersamanya aku pun tidur terbaring. ___ jam pun sudah semakin malam dan semakin larut,udara semakin dingin, entah sesuatu apa yang telah terjadi di sini,tiba tiba inow memeluk ku tubuhnya menyatu denganku, aku pun berusaha tidak peduli dan mengacuhkan nya, mungkin ia sedang mengigau, pikirku. namun sepertinya aku salah. ia memelukku dari belakang, dan menggesek gesekkan badanya di tubuh bagian belangku,kontolnya juga terasa menonjol dan itu sungguh jelas ia sekarang dalam keadaan ngaceng sangat.matih gue kenapa ini,aku merasa sangat hangat sampai tangan inow pun perlahan menjamah kontolku, dibelai mesranyalah kontolku, aku pun tak pelak sungguh merasa kenikmatan uhhhhhhhhhhh yeshhhhhhhhhhh,namun kepalaku masih pening banget sekarang ,inow dengan lembut menggerakkan tanganya dan memainkan tanganya dengan mengocok kontolku pelan,dengan tangan satunya memelukku erat,aku semakin tak bisa menahan,hingga akhirnya aku membentak,ku lepaskan pelukan inow ,dan aku dorong ia hingga ia jatuh dari kasur ,aku memakai selimutku dengan kontol yang ngaceng karena ulah inow,inow bangun dan menatapku tajam,mendekatiku perlahan, lalu tiba tiba ia menindihku.aku pun kini berada di bawah tubuh inow,selimutku pun di buang inow hingga kontolku kini bersentuhan dengan inow “now ,kau …” tanyaku dengan menatap hitam matanya ia menatapku dengan muka datar tanpa reaksi, ia menerjang dan meluncurkan dengan cepat bibirnya di bibirku ,aku mencoba melawan, namun tidak bisa ,aku terlalu pening dan pusing, dan aku kini mulai berpikir aku kini diperkosa oleh teman sejatiku inow melumat habis bibirku, ia memainkan lidahnya menari nari di bibirku, dihisapnya bibirku olehnya,kini aku tak bisa berbuat apa apa aku pun hanya menerima nasib dan pasrah,dengan menindihku ia memegang ke dua tanganku agar aku tidak berontak, lalu ia menggesek gesekkan tubuhnya dan kontolnya yang ngaceng ke tubuhku ,aku tanpa sadar merasa kenikmatan,apalagi dengan tubuh indahnya itu ,ia masih tetap menciumiku tak mau melepaskanya menghisapi bibirku dan melumat lidahku ,aku hanya diam beberapa saat kemudian ia bangun dari tubuhku di dekatkanya kontol besar miliknya yang ngaceng itu di depan mukaku, lalu aku disuruh menghisapnya, aku pun tak mau ,namun aku tak menyangka tibatiba ia menamparku,sehingga aku mengaduh, saat mengaduh itulah kontol besarnya di masukkan dengan cepat di mulutku bles!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!,kini kontol itu berada di mulutku ,aku sungguh benar benar enek sekali ,namun aku terhipnotis harus menghisap kontol temanku itu,, ia memaju mundurkan kontolnya beserta pantatnya di mulutku dan menyerang mulutku, mulutku terasa penuh dan sesak oleh kontol inow, air mataku pun sampai keluar ,ia tetap memaju mundurkan kontolnya tak peduli dengan keadaanku lagi dan ia cuma merasa keenakan,owhhhhhhhh yeahhhhhhhhhhhhhhhhh hmmmmmmmmmmmmmm yeahhhhhhhh suckkkkkkkkkkkkk yeahhhhhhhhhhhh owhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh yeahhhhhhhhhhhhh,sampai tak terasa air maninya keluar terasa kenyal dan putih ,mengisi mulutku ,rasanya benar benar asin,dan memiliki bau yang khas,lalu ia segera bangun lagi. — IA mengarahkan mukanya di depan pantatku,dibukanya kakiku dengan paksa, sungguh sakit sekali rasanya ,ia perlahan dan dengan lembut menciumi biji pelerku, dan menjilat jilat bagai anjing ,namun itu sungguh terasa nikmat sekali ,rasanya menyerupai kita saat kita sedang geli, perlahan ia menjilat jilat pantatku owhhhhhhhhhhh yeahhhhhhhhhhhhh rasanya sungguh membuat badanku menggeliat terasa melayang owh yeah kontolku semakin ngaceng lagi,tubuhku bergerak ,namun kedua tanganya yang besar dengan bisepnya segera memegangi kakiku ,ia dengan lembut masih menikmati aroma khas dan menjilat jilat terus lubang pantatku owhhhhhhh yeahhhhhhhhhh owhhhhhhhh yeahhhhhhh dijilatnyaah pantatku dengan lidahnya yang berwarna merah itu owhhhhhhhhhhhhhhhhh lendir lendir air ludahnya pun perlahan masuk ke pantatku ,rasanya dingin sekali, dan basah, kembali kontolku ngaceng dengan sangat dan semakin ngaceng olehnya,perlahan ia memasukkan kelingkingnya di pantatku,aku menjerit kesakitan,ia mencabutnya perlahan,lalu kembali lagi memasukkan jari telunjuknya ,kali ini terasa sakit sekali bahkan lebih sakit ketika aku berhari hari tidak berak lalu berak ,tubuhku bergetar hebat darahku terasa membeku dan air keringatpun perlahan bercucuran keluar ,sungguh benar benar menyakitkan sekali ,tak pernah terbayangkan, ia kembali mencabutnya ,tatkala dicabut dari pantatku aku langsung memejamkan mata sungguh sakit sekali rasanya ia membasuk kontolnya dengan ludahnya ,perlahan ia memasukkan sedikit kepala kontolnya di pantku ,owwwwwwwwwwwwwww ,aku menjerit seketika ,awalnya hanya kepala kontolnya saja ,rasanya sungguh sakit bukan kepalang sakit sekali ,aku menjerit tak karuan kesakitan sekali ,rasanya benar benar tak bisa di ungkapkan dengan kata kata deh pokoknya, dan aku berpikir, ternyata orang yang disodomi itu rasa sakitnya seperti ini yaw,ia mencabut kontolnya dan memasukan lagi,kali ini berhasil setengah,lalu mencabutnya lagi dan kembali lagi menancapkan kontolnya,aku semakin kesakitan sekali dengan masuknya kontolnya di pantatku ,ia menindihku memompaku berkali kali,ia dengan bersih keras menikmati tubuhku dengan memajukan dan memundurkan kontolnya di pantatku, ia merintih kenikmatan sedangkan aku merintih kesakitan,setiap aku menjerit ia langsung menciumku,dan aku menjadi sedikit tenang,ia mendorong kontolnya kuat kuat, dan meanrik dan memasukkan lagi owhhh yeahhhhh oewahhhhhhhhhhh yeahhhhhhhh enakkkkkkkk owhhhhhhhh enahhhhh sumpah owhhhhhhhhhhhh ,dadanya bersatu dengan dadaku dan berkali kali ia menggesek gesekkan dadanya di dadaku sekalian menciumiku ,sesekali ia juga menciumi ketekku, dan owhh nikmat dan nyaman sekali rasanya ,namun aku tak pedulu aku masih merasakan sakit sekali di bagian pantatku yang di tusuk paksa oleh kontolnya yang besar itu, kontolku ngaceng dan semakin ngaceng tak tahu kenapa ,tapi setelah kurang lebih setengah jam aku merasa mulai kenikmatan,, kurasakan kenikmatan ino ketika dia menyodok kontolku owhhhhhhhhhhhhhh mmmmmmmmmppppppppp yeahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ,ku rasakan nafasnya yang tersenggal senggal dengan degup jantungnya yang memburu terasa terdengar jelas di penakku, gesekan tubuhnya itu sesekali membuat tubuhku menggeliat,ino memompa pantatku dengan begitu sadis dan bernafsu sekali, dan menyodok lubang pantatku tanpa ampun,ia menyodokkan kontolnya dalam dalam menuju lubang pantatku ,badanya pun memerah dan mulai berkeringat sungguh sakit sekali pantatku, namun semua itu terasa nikmat sekali,terasa begitu hangat sekali dan bahkan untuk kali pertama aku disodomi seperti ini,pantas ino disukai banyak cewek pikirku yeahhhhhhhhhhhhhh mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm yeahhhhhhhhhhhhhh owhhhhhhhhhhhhhhhhhh, yosi yosia bima maafkan aku yos ,ia kembali mengulang kata kata yang sama tatkala menyodomi aku dengan kontolnya yang besar dan panjang itu ,dan ia terusmemompa kontolnya menerobos masuk pantatku lama kelamaan badanya terasa panas, dan berat, mmmmmmmmowhhowhhhhhhhhhhhhhh owhhhhhhhhh……………. owh………. ya…………………. owh………. no………………… yeah…………………. plak plak plak suara tubuhnya menyatu dan bertatapan denganku terdengar cukup keras, dan rasa itu semakin nyaman sekali, yosss mau keluar yos……owh… .yos ………… oh….. yos… ..yos …………yosia bima………. .owh……. .yossssssssssssss enak semakin getar yos kontolnya pun semakin bergetar di anusku ,aku merasakanya dan ia berhenti memompa,owhhhhhhhhhhh yeah….. owhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………. pejuh atau spermanya keluar di anusku ,ia segera mencabut kontolny dari anusku,ia mengambil tisu di kamar adit dan mengoleskanya di pantatku,hingga hjilang semua spermanya yang ada di pantatku malam ,ino sudah tak ada tenaga lagi,ia jatuh disampingku ,pinsan ,mungkin ia capek karena habis ngesexs denganku, apalagi dengan kondisinya yang lemah akibat minuman keras semalam.aku segera membaringkn tubuhnya dan kuselimuti dengan selimut, dengan terseok seok aku segera menuju kamar mandi karena aku mau muntah lagi, pagi harinya aku bangun lebih awal dari pada ino dan adit ,aku segera merapikan tempat tidur dan membuang tisu bekasku ke tempat sampah ,siang pun datang ,adit bangun dan membereskan ruang tamu,sementara ino melihatku dan membantuku merapikan kamar, ia memandangiku dengan ekspressi bersalah, sampai tiba tiba ia memegang tanganku “maafkan aku yos ,aku khilaf, itu karena minuman keras semalam teman” “ya aku paham kok jangan diulangi lagi tapi, awas aja loe gitu lagi gue bunuh kamu ,aku kan normal “baik,sekali lagi maafkan aku, aku salah” “dah gak usah di bahas ,cepet mandi sana loe baw wkekekek” ino segera meninggalkanku dan pergi mandi,ia meminjam baju adit dan sejak saat itu aku dan ino semakin dekat dan bahkan dekat sekali ,namun bukan sebagai pacar ,tapi sebagai sahabat.
***TAMAT***
Source by: TOMMYZACKY
***TAMAT***
Source by: TOMMYZACKY
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)