Menyendiri adalah cara yang efektif untuk menenangkan setiap masalah yang menghampiri hidup ini, terutama untuk orang seperti aku, bisa dibilang aku adalah salah satu makhluk yang masuk dalam katagori kamu pelangi, ya…seperti layaknya sebuah pelangi, selalu hadir untuk memberi warna tapi tidak pernah ada yang tahu kapan dan dimana pelangi itu muncul.
”Kaum Pelangi” entah dari mana asal mula istilah itu terbentuk untuk menggambarkan sosok manusia yang mencintai sesama jenisnya. Kaum pelangi begitu dekat dengan kehidupan kita, tapi jarang ada yang menampakan dirinya secara terbuka, mereka berbaur dengan lingkungan sekitar dengan sangat apik, ada yang berani membentuk suatu kelompok, tapi ada juga yang lebih senang dengan kesendirian.
Kehidupan kaum pelangi dibumi Indonesia ini sangat di tentang, budaya timur yang telah melekat sejak zaman nenek moyang membuat semua ini menjadi tabu. dimata kaum normal, kaum pelangi adalah aib terbesar yang harus disingkirkan. tidak jarang dari kaum pelangi yang memberanikan diri untuk terbuka mendapat cibiran bahkan penghinaan yang besar.
Tidak ada manusia mana pun yang ingin hidup seperti ini, pilihan yang sulit untuk dijabarkan, nama baik keluarga lebih penting dibandingkan dengan kebahagian diri sendiri, kaum pelangi selalu mengalah demi itu semua, layaknya sebuah mata uang koin yang setiap sisinya akan selalu berlawanan, rasa bersalah akan selalu muncul disaat kita memilih jalan hitam itu, tapi keinginan hati sulit untuk dilawan, memilih dan selalu memilih. Pilihan inilah yang membuat hidupku dalam kesuraman. Hidup dalam kebimbangan, selalu penuh dengan kerahasiaan.
Setelah semua kejadian itu aku berusaha menata kembali hidup normal ku, kembali dalam rutinitas kerja ku, tapi aku tidak sendiri, aku sudah punya sahabat yang merupakan salah satu korban dari kebejatan seorang pria yang membuatnya menjadi seperti ini. Sebut saja namanya Dennis, Aku bertemu Dennis saat aku terpuruk dalam cinta yang menyesatkan ini. cinta yang membuat aku berpaling menjadi pria yang menyukai sesama jenis, cinta yang membuatku hampir gila setelah dia menjerumuskanku dan mencampakkanku begitu saja. layaknya makan permen karet, setelah manisnya hilang, sisanya akan dibuang begitu saja. dan ternyata Dennis adalah korban dari orang yang sama dengan ku.
Dari persamaan peristiwa yang kami alami membuat kami menjadi lebih dekat dalam bentuk persahabatan. Dennis merupakan sosok yang tegar, dia mampu melewati bagian terberat dalam hidupnya dan mampu berdiri dengan tegaknya. Aku suka akan sikapnya yang tenang tapi penuh dengan daya pikat, Dennis merupakan pria yang tampan, dengan tinggi badan sekitar 179 cm dan kulit bersih serta penampilan yang selalu rapih, membuatnya kelihatan menarik. Dennis pernah mengungkapkan rasa sukanya kepada ku, tapi aku sudah menganggapnya sebagai sahabat ku, dan dia tahu kalau aku sudah menutup rapat – rapat pintu hati ini buat siapa pun. Aku tidak ingin kecewa untuk kesekian kalinya.
Hari ini begitu melelahkan, pekerjaan diakhir bulan selalu banyak. padahal aku selalu mengatur ritme kerja ku dengan baik agar tidak menumpuk. sebagai salah satu staff disebuah perbankkan, menuntut ku melakukan perkerjaan dengan baik dan sempurna. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.15 Wib, aku masih punya waktu 30 menit lebih untuk menyelesaikan pekerjaan ku, aku tidak ingin lembur di akhir hari kerja seperti ini.
“Where is the moment when need the most……” Handphone ku berdering melantunkan lagunya Daniel P yang berjudul Bad Day. kulihat dilayar ternyata Dennis yang menelponku.
“yupzzz…. kenapa Nis?”
“Loe pulang jam berapa Pram?”
“Biasa lah jam 5, kenapa sob?”
“kita ketemuan yah di My Me, gue tunggu pulang kerja and nggak pake telat…klik”.
Itulah Dennis, selalu menutup telpon sebelum mendengar persetujuan dariku. Tapi aku tidak pernah marah akan sikapnya ini, dia tahu kalau aku punya banyak waktu luang setelah pulang kerja, apalagi besok weekand. sebenarnya hari ini adalah jadwal main badminton bersama teman–teman kantor ku. “tapi sekali–kali nggak main juga ngak apa–apa deh” dalam batin ku.
Sore ini begitu padat disetiap persimpangan lampu merah, apalagi disaat jam pulang kantor seperti ini. kulirik jam tangan Swiss Armi ku, waktu sudah menunjukan pukul 18.15 Wib, hari ini aku memang telat pulang kerja dikarenakan meeting dadakan untuk pembentukan panitia acara ulang tahun kantor ku. tapi aku sudah memberitahukan Dennis sebelumnya melalui pesan singkat. Adzan maghrib pun berkumandang, aku parkirkan motorku di masjid terdekat, ini saatnya aku mengadu kepada sang pencipta Allah SWT, atas semua yang telah aku lewati hari ini.
“lama amat sih”.
“tadi macet, trus gue shalat maghrib dulu”.
“gue resign Pram”.
“maksud loe? Kok bisa? Ada masalah apa loe?”.
“wuissss…. satu-satu dong kalo nanya. maksud gue, gue berhenti kerja mulai hari ini. ya bisalah, masalahnya tadi gue abis berantem ma SPV (Supervisor) gue”.
“pantesan dari tadi loe manyun aja”.
Tanpa terasa sudah hampir dua jam Dennis menumpahkan semua kekesalannya, terpaksa harus berhenti kerja karena dia habis membuat supervisornya meringis kesakitan kena bogem mentahnya. Dia terpaksa memukul atasannya karena sudah mempermalukannya didepan karyawan lainnya dengan menyebutnya anak dari seorang “pelacur”.
Yah terkadang penindasan yang dilakukan atasan kepada bawahan memang keterlaluan, siapa yang tidak marah apalagi kalau sudah membawa nama baik orang tua.
“ya udah ntar loe tinggal di tempat gue aja, dari pada duit gaji terakhir loe buat bayar kost, mending ditabung buat biaya loe sebelum dapet kerja baru”. “iya…thanks atas tawaran loe, tapi gue nggak enak nih, coz setiap ada masalah gue selalu ngerepotin loe”.
“ya elah nggak apa-apa lagi sob, itulah gunanya sahabat, selalu ada disaat senang maupun susah. lagian ditempat gue kan masih ada kamar kosong”. “yoi…. thanks sob…. hahahahhahaa”.
Rumahku tidaklah terlalu besar, tapi cukup untuk menampung dua anak muda seperti kami. dengan bergaya modern minimalis, aku membeli rumah itu dengan sistem kredit di bank tempat ku bekerja. Tampilannya sangat simple, terdiri dari dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu kecil yang nyaman, serta dapur berdesign mini bar ala café dan pub, dan sebuah kamar mandi yang sengaja didesign ala kamar mandi yang ada dihotel-hotel. tapi aku tidak menggunakan bath tub melainkan hanya shower yang dipisahkan oleh kaca bening antara toilet dan tempat mandi.
Rumah ini mencerminkan pribadi ku yang simple tapi perfectionis, ada sedikit lahan kosong yang kusulap menjadi taman belakang yang manis dengan kolam ikannya yang kecil. Dulu aku tinggal bersama kakak ku, tapi sekarang aku mencoba hidup lebih mandiri, tidak mau selalu bergantung dengan keluarga. Dengan punya rumah sendiri aku bisa lebih bertanggung jawab dan pastinya lebih bebas dalam artian yang positif.
“ini kamar loe Nis”.
“Wuisss…ternyata rumah loe bagus juga ya. hehe…. trus kamar loe yang mana Pram?”.
“biasa aja kale….gue baru pindah dua minggu yang lalu”.
Dennis memang belum pernah datang kerumah ku, apalagi saat aku masih tinggal dengan kakak ku, walapun kita sahabat, kita hanya ketemu diluar. “kamar gue yang ini”. Kamarku tidak terlalu besar, tapi dengan pintu kaca yang bisa dilipat saat dibuka, aku bisa melihat taman belakang rumah dengan bebas, dan sinar matahari dapat masuk dengan bebasnya kekamarku. Sebenarnya antara kamarku dengan kamar Dennis hanya dipisahkan oleh dinding bata yang kokoh.
“gue minta foto copy KTP loe dong”.
“buat apa?”
“buat lapor ke RT lah, biar sah loe tinggal dirumah gue, ntar gue bilang loe sepupu gue”.
“hahahhahaa….mantap sob, gue ikut juga ya? Biar tuh RT nggak curiga, sekalian setor muka”.
Ini hari pertama aku tinggal dengan sahabatku, rumah ini sudah tidak sepi lagi, canda tawa mengiringi hari ini dengan indah, walapun sedikit lelah sehabis membereskan kamar depan untuk Dennis, tapi semua itu terbayarkan dengan indahnya persahabatan. Sudah tiga bulan Dennis tinggal bersama ku, walapun sekarang dia sudah mendapatkan pekerjaan baru, tapi aku memintanya untuk tetap tinggal bersama ku, uang gajinya bisa ditabung atau dikirim ke orang tuanya yang ada dikampung.
Dennis adalah tulang punggung keluarganya yang ada dikampung, setelah ayahnya meninggal, Dennis merantau kekota ini untuk mencari pekerjaan, ibunya tinggal bersama dua kakak perempuannya. Dia mengenal dunia kaum pelangi setelah bertemu dengan pria yang bernama Ridho, Ridho pula yang memberinya pekerjaan. Dennis ditampung di tempat tinggal Ridho, semua fasilitas diberikan Ridho secara percuma, setelah Dennis terbuai atas semua yang telah diberikan kepadannya, Ridho pun mulai menguasai tubuh Dennis, menjamah dan menikmati setiap jengkal dari tubuhnya. Dennis tidak bisa berbuat apa – apa, hutang budinya terlalu banyak. Semenjak itu Dennis menjadi kekasih Ridho. Tapi setelah Ridho mendapatkan mangsa baru, Dennis dicampakkan begitu saja.
Waktu berjalan begitu cepatnya, sementara aku masih terbuai dalam kesendirian, entah sejak kapan kesendirian ini membuatku lebih nyaman, walaupun terselip rasa ingin memiliki kekasih baru, tapi rasa sakit dulu masih belum sembuh. Tidak seperti Dennis, dia begitu mudah melupakan masa lalu, dan begitu mudah mendapatkan kekasih baru, aku tidak tau seperti apa tampang dari kekasih barunya Dennis, tapi, sepertinya Dennis begitu memujanya.
Terkadang terbersit rasa iri dihati, kenapa Dennis begitu mudah mendapat kebahagiaan baru, sementara aku selalu terbelenggu dalam trauma masa lalu. “besok gue mau kesingapura Pram”.
“oya….sama yayang mu itu?”Tanya ku yang sedang asik nonton TV.
“yupz….ikut ya Pram? Sekalian gue kenalin loe ma Bima”.
“ogah ah….ntar gue malah jadi obat nyamuk lagi disana, mending kalo mau dikenalin bawa aja dia kesini” selorohku.
“yeee….gue udah pernah ngajak dia mampir kesini, loe nya aja yang nggak ada dirumah, nunggu sampe jam 9 tau”.
“masa sih?”
Dan malam semakin larut, kami masih terbuai dengan obrolan seputar Bima, orang yang sudah membuat Dennis memujanya. Besok long weekend, Dennis dan Bima pergi ke singapura. Terbersit rasa penasaran seperti apa Bima sebenarnya. Mungkin suatu saat nanti aku bisa mengenalnya. Mata ini mulai merasakan kantuk, aku memutuskan untuk tidur, sementara Dennis masih sibuk berbincang ria dengan Bima via HP.
Hari minggu berlalu dengan cepatnya, tak terasa matahari mulai beranjak pergi dari peraduannya, meninggalkan bias kuning keemasan yang menghiasi langit sore ini. Disebelah barat awan hitam mulai berarak beriringan, sepertinya malam ini akan turun hujan. Ku edarkan pandangan keseluruh penjuru bukit, ternyata banyak pasangan muda – mudi yang menghabiskan waktu meraka di bukit ini, tak ayal bukit ini disebut “Bukit cinta”. Sebenarnya tempat ini adalah tempat favoritku, selain bisa melihat jelas pemandangan kota dari atas, dibukit ini juga terdapat sebuah restoran yang menyajikan makanan enak. Kulirik jam tangan ku, sudah jam 19.45 Wib, langit sudah semakin gelap, dari atas aku bisa melihat betapa gemerlapnya kota ini jika malam menjelang. Angin bertiup semakin kencang, dugaan ku benar, hujan mulai sedikit demi sedikit menampakan wujudnya, aku memacu motor ku dan bergegas pulang kerumah. Hujan turun dengan lebatnya, untung aku sudah sampai dirumah, walapun harus rela basah sedikit.
“hai Nis, pulang jam berapa loe? gimana Singapura? Gue kira loe pulangnya besok” Tanya ku saat melihat Dennis keluar dari kamar mandi. Setelah beberapa menit tak ada jawaban sama sekali darinya. Dennis masih belum keluar dari kamarnya, mungkin kelelahan setelah dua hari di Singapura. Aku mencoba memejamkan mataku, menikmati suara hujan yang bertambrakan dengan atap rumah.
PRAAAAANNNKKKK…. suara itu mengejutkanku. Aku mencari sumber suara itu. “Dennis……”.
“lepasin gue Pram…. .lepasin”. Dennis baru saja meninju kaca lemarinya dan mencoba menyayat urat nadinya dengan pecahan kaca itu.
“loe udah gila ya? Maksud loe apaan? Loe mau mati?”
“ya lebih bagus gue mati aja, gue capek Pram disakitin trus”.
“maksud loe apaan sih? Coba jelasin ke gue?”.
“Bima…. Pram”.
Semua ini terjadi karena Bima sudah menyakiti hati Dennis, ternyata Dennis bukanlah satu – satunya pacar Bima, Bima seorang player. Memberikan sejuta kata manis untuk bisa meluluhkan hati mangsanya. Selama ini ternyata Dennis hanyalah pelampiasannya Bima, Bima memanfaatkan Dennis untuk membuat pacar Bima cemburu. Dan memutuskan Dennis setalah dia baikan lagi dengan pacarnya. Semua itu terjadi disingapura, dimana Bima mencampakkan Dennis begitu saja didepan pacarnya.
Inilah kisah cinta kaum pelangi, tidak ada yang sejati, semua tampak indah diawal tapi akhirnya akan sakit juga. Setelah kejadian itu Dennis berubah 180 derajat, kini dia tidak seperti dulu, mungkin rasa sakit yang pernah di alaminya membuat dia semakin liar, dia lebih sering clubbing, tidak pernah masuk kerja lagi. Dennis menjadi cowok bayaran, dengan tampangnya yang tampan, sangat mudah untuknya mendapatkan cowok kaya. Dennis memanfaatkan semua cowok-cowok yang mendekatinya, dia punya banyak uang dengan cara itu.
Dennis memutuskan pindah ke Apartemen pacarnya, entah yang keberapa, pria itu cukup kaya dan sudah berumur, Dennis menikmati semua fasilitas yang diberikannya. Tapi tidak cukup hanya disitu, Dennis punya simpanan yang lain, yang mungkin sama kayanya dengan pria tersebut. Setiap waktu aku melihat Dennis berjalan dengan lelaki yang berbeda. Aku sudah mencoba memperingatinya, tapi semua ditepisnya.
“ini saatnya gue bales dendam Pram, gue nggak mau terus – terusan disakiti, ini kan yang mereka inginkan? tubuh gue, nggak lebih dari itu, mereka nggak punya hati Pram, jadi gue juga nggak bakalan main hati lagi”. Kalimat itu mengalir begitu saja dari bibirnya, entah setan apa yang sudah merasuki pikirannya.
“tapi Nis, loe nggak mesti kayak gitu juga kan? sekarang loe liat diri loe, loe sama aja kayak mereka Nis, loe nggak tau kan resiko apa yang bakalan nimpah loe kalo mereka tau loe Cuma manfaatin mereka? Coba loe pikir lagi Nis”. “udahlah Pram, jangan sok nasehatin gue, mulai sekarang loe nggak usah ikut campur lagi deh ma urusan gue, kita urus aja kehidupan kita masing – masing”. Ini pertemuan terakhir ku dengan Dennis.
Sebulan setelah pembicaraan kami di café malam itu, Dennis sudah tidak menghubungi ku lagi, kami benar – benar lost contact dari segi komunikasi, tapi aku masih bisa melihatnya via facebook. Semakin hari Dennis semakin parah, status di facebooknya selalu berhubungan dengan sex, sepertinya semua orang sekarang sudah tau kalau Dennis adalah Gay. Aku sudah tidak bisa berbuat apa – apalagi. Dennis sudah dewasa dan ini adalah pilihannya.
Tepat tiga bulan setelah aku benar – benar lost contact dengan Dennis, sebuah berita dikoran mengejutkan ku, telah terjadi pembunuhan disalah satu perumahan mewah dikota ku, yang membuat ku terkejut adalah, foto dari salah satu korban itu mirip sekali dengan Dennis, aku mencoba mencari informasi kesemua teman – teman facebooknya serta kekantor polisi setempat, dan ternyata benar, Dennis sahabat ku meninggal dengan sangat tragis, lehernya digorok nyaris putus bersama korban lain yang diduga adalah pacarnya. Keadaan mayat sudah membusuk, diperkirakan kejadian sudah terjadi seminggu yang lalu. Motif sementara dari pembunuhan itu adalah cemburu buta dari cinta segitiga sesama jenis.
Aku benar – benar terguncang mendengarnya, aku sudah coba memperingatinya, tapi dia begitu keras kepala. Keinginan balas dendam membuatnya terlibat dalam cinta segitiga yang akhirnya merenggut nyawanya. Akhirnya Jenazahnya dibawa pulang oleh keluarganya ke Sumedang, Jawa Barat. Berita kematiannya menghiasi semua Koran dikota ini, bahkan disiarkan juga disemua TV nasional. Aku benar – benar kehilangan sosok sahabat seperti Dennis, cinta itu telah membunuhnya, cinta itu yang membuatnya berakhir seperti ini. Cinta kaum pelangi tidak ada yang abadi, semua hanya kenikmatan sesaat. Selamat jalan Dennis, semoga amal ibadah mu diterima di sisi Allah SWT.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
sorry...ini tulisan sy yg pernah sy posting di blognya tommylovezacky.
ReplyDeleteHai Gay indonesia....
ReplyDeleteSalam kenal semua. Kenalkan aku 30th tinggal di Bangkabelitung.
Saat nih Aku single. No BF. No Merried.
Senang membuka perkenalan dengan anda2 diluar sana.
Aku wiraswasta kecil2an didaerahku.
Yaa... dibuat simple...
Kita kenalan. Saling tukar foto. Saling komunikasi. Tukar pikiran dll.
Apabila terdapat kecocokan, Lanjut special yaa... kenapa nggak?
Gak cocok...? berteman pun tak masalah...
Aku hoby jalan2... traveling... backpacker...
Liburan dengan budget minim.
Kadang aku bisa 3-4kali /tahun keluar pulau.
Barangkali nanti bisa keliling bareng kamu....?
Mungkin saja suatu hari kita bisa bertemu & aku berkunjung ke daerahmu....?
& kamu welcome menerima kedatangan... bisa juga...
Seandainya kamu lagi nganggur, tertarik tuk merantau...?
Mau cari2 kerja didaerahku... aku siap bantu...
Asalkan sama” suka & siap Bfan.
Kalo tidak saling suka, yaa jangan dipaksakan...
Aku carinya BF... Bukan cari Gigolo / Pelacur ya...
Soal e saya masih suka orang baik2.
Jadi minggir dulu... kalo niatmu mau Hura” / Foya”...
Karakterku sederhana, jadi kalaupun membantu dengan kesederhanaan.
Aku Cuma tertarik kenalan Gay Pria Manly.
Berpenampilan Normal.
Tanpa Ngondek. Tanpa Manja. Tanpa Alay.
Jika merasa...
Jangan lupa... kontak ya...
WA : xx1949246000
BBM : D33CA027
weChat : debelitong
Line ID : belitong.ml
Kumpulan kontol Pria Indonesia